Selangkah lagi, perusahaan minyak dan gas milik Arifin Panigoro, PT Medco Energi Internasional Tbk. menguasai 76% saham PT Newmont Nusa Tenggara dengan nilai US$ 2,2 miliar setara Rp 30 triliun.
Komisaris Utama PT Medco Energi Internasional Tbk., Muhammad Lutfi belum bersedia berkomentar terkait rampungnya penandatanganan pembelian saham Newmont. Mantan Menteri Perdagangan itu mengaku terikat perjanjian non disclosure agreement. "Negosiasi masih belum selesai, masih berlangsung," ujar Lutfi, seperti dilaporkan dalam Bisnis.com, Selasa (21/6).
Saat ini, komposisi saham NNT dikempit oleh Nusa Tenggara Partnership B.V. sebesar 56%, PT Multi Daerah Bersaing sebesar 24%, PT Pukuafu Indah sebesar 17,8%, dan PT Indonesia Masbaga sebesar 2,2%. Sedangkan, sebesar 7% saham Nusa Tenggara Partnership B.V, tengah dalam proses divestasi kepada pemerintah Indonesia. Memang, Mendag era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu sempat bertandang ke Istana Negara pada 28 Maret 2016.
Saat itu, saham emiten bersandi MEDC melambung hingga 13,27%. Lonjakan saham MEDC menyusul pada November 2015 ketika Arifin Panigoro menyatakan keinginan untuk mengakuisisi 76% saham Newmont dan membuat peningkatan harga 12,07%. Perdagangan Senin (20/6), saham MEDC pun kembali ditutup menguat 8,57% sebesar 120 poin ke level Rp 1.520 per lembar. Sepanjang tahun berjalan, saham MEDC memberikan return91,19% dengan kapitalisasi pasar Rp 5,09 triliun.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.