Melihat Lebih Dekat Kawasan Industri Berbasis Nikel Terbesar di Indonesia
TRIBUN-TIMUR.COM, MOROWALI - Kantor Staf Presiden (KSP) mengajak sejumlah jurnalis cetak dan elektronik berkunjung ke PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), di Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah.
Selama dua hari, KSP dan para jurnalis akan berkeliling ke area kawasan industri, serta mengunjungi fasilitas-fasilitas yang dimiliki PT IMIP.
PT IMIP adalah perusahaan yang mengelola kawasan industri berbasis nikel, yang merupakan terbesar di Indonesia saat ini.
PT IMIP menaungi 16 perusahaan dalam kawasan industri tersebut, dengan total karyawan sekitar 28 ribu orang.
"IMIP adalah pengelola di kawasan ini, selain industri kita punya tambang Bintang Delapan Mineral, ada juga yang belum ditambang di Konawe, total kawasan tambang kita ada sekitar 43 ribu hektar," kata CEO PT IMIP Alexander Barus.
Alex mengatakan, perusahaan yang didirikan pada Oktober 2013, dan mulai beroperasi pada 2014 ini, mampu memproduksi nikel sebanyak 4-5 juta metrik ton per tahun.
Ia menjelaskan, di kawasan IMIP ini berdiri 16 perusahaan mulai dari yang bergerak di bidang smelter, poliklinik, security, kontraktor, dan lain-lain.
"Mulai tahun ini kami bertambah satu investmen lagi yang di luar karaketristik daerah ini, yaitu carbon steel. Investasinya sekitar 1,1 milyar dolar , dengan kapasitas 3,5 juta metrik ton pertahun," ungkapnya.
Tak hanya memiliki perusahaan besar, untuk mendukung perusahaan, PT IMIP juga membangun beberapa fasilitas seperti Politeknik Industri Logam Morowali, beberapa rusun untuk karyawan, pelabuhan, dan bandara.
Perusahaan bahkan berencana membangun rumah sakit sendiri yang diperuntukkan bagi karyawan dan msyarakat yang bermukim di sekitar kawasan PT IMIP.
"Kita tak pernah bermimpi bisa membangun perisahaan sebesar ini. Tapi dalam waktu empat tahun, anda bisa lihat sendiri apa yang ada di sini," pungkasnya. (*
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.