Melihat Tambang Bauksit PT Antam di Dekat Perbatasan RI-Malaysia
Indonesia termasuk salah satu negara yang kaya akan mineral, termasuk bauksit, bahan mentah untuk aluminium. Pada Selasa (16/10), kumparan bersama Ditjen Minerba Kementerian ESDM berkesempatan untuk mengunjungi Unit Bisnis Pertambangan (UBP) Bauksit milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam di Tayan, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.
Lokasi tambang bauksit yang dikelola Antam tak jauh dari Jembatan Kapuas Tayan yang merupakan salah satu ikon Kalbar. Jembatan ini termasuk jalur menuju Entikong, perbatasan dengan Malaysia. Dari sini, jarak ke Malaysia sekitar 200 km. Jalan raya dari Pontianak menuju Tayan sudah mulus sehingga jarak sepanjang kurang lebih 110 kilometer (km) dapat ditempuh dalam waktu 2,5 jam.
Berangkat dari Pontianak pukul 07.30 WIB, rombongan Ditjen Minerba dan media sampai di Kantor Antam UBP Bauksit Tayan pada 10.00 WIB. Setelah sambutan dan safety briefing, rombongan diajak melihat aktivitas pertambangan.
Di sepanjang perjalanan saat berkeliling, terlihat kolam untuk air pencucian bauksit, alat-alat berat, tumpukan tanah bijih bauksit. Cadangan bauksit di Tayan berada sekitar 3 sampai 5 meter di bawah permukaan tanah. Setelah diambil, bauksit dibawa ke stockpile atau tempat penyimpanan sementara. Setelah itu bauksit dicuci di washing plant.
Di washing plant, bauksit dipisahkan berdasarkan ukuran dan kadarnya. Dari washing plant, sebagian bauksit yang sudah bersih dibawa ke jetty (dermaga) untuk diekspor, sebagian lagi dibawa ke smelter alumina yang masih satu kompleks dengan wilayah pertambangan.
Produksi bauksit Antam dari Tayan pada tahun ini ditargetkan sebesar 1,258 juta ton. Hampir seluruhnya diekspor ke China. Sekitar 56 ribu ton di antaranya akan diolah di smelter alumina milik Indonesia Chemical Alumina (ICA) yang kembali beroperasi pada November 2018. ICA merupakan anak usaha Antam.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.