Menko Airlangga: Proyek Smelter RI Tertunda Sampai 1 Tahun
Jakarta, CNBC Indonesia - Pengembangan sejumlah proyek smelter di Indonesia dipastikan tertunda seiring dengan rencana investasi investor yang terhambat lantaran pandemi virus corona (Covid-19).
Hal tersebut dikemukakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers usai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui video conference.
"Beberapa investasi di pengembangan smelter, itu ada penundaan akibat Covid-19," kata Airlangga, Jumat (29/5/2020).
Meskipun tidak secara spesifik menyebutkan rincian proyek, Airlangga menyebut bahwa bukan tidak mungkin pengembangan proyek smelter bisa molor antara 5 bulan sampai dengan 1 tahun yang akan datang.
"Tentu ada yang tertunda 4 - 5 bulan, ada yang tertunda sampai 1 tahun. Tentunya terhadap proyek ini yang diharapkan bisa diselesaikan di periode 2020 - 2024. Kalau untuk proyek terkait oil and gas kami berharap konstruksi bisa mulai sebelum 2024," katanya.
Sebelumnya PT Freeport Indonesia pun telah menyatakan bahwa proyek pembangunan smelter di Indonesia akan sulit dilanjutkan karena wabah corona. Apalagi, mayoritas investor berasal dari luar negeri.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.