Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta Komisi Pemberantasan Korupsi untuk ikut mengawal proses investasi di Indonesia.
Untuk itu, dia akan mengundang para petinggi KPK. Dia berharap KPK tidak hanya melakukan penangkapan terhadap koruptor, tetapi juga melakukan tindakan pencegahan dalam hal peluang korupsi dalam investasi.
"Kamu [KPK] nangkap-nangkapin yes, good. Tapi banyak pekerjaan yang lebih hebat dari ini yang kau bisa menghemat uang negara, apa itu? investasi," kata Luhut di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (15/1/2020).
Dirinya ingin KPK lebih terlibat dalam mencegah korupsi yang bisa saja terjadi pada proses investasi di Indonesia. Hal tersebut dimaksudkan untuk menambah pengawasan dan pencegah potensi adanya tindak korupsi menyangkut masalah korupsi. Baca juga: Angka Kemiskinan September 2019 Turun 0,36 Juta Orang
"Apa tujuannya itu adalah pencegahan. Pencegahan dengan penindakan itu seperti mata uang, dua sisi mata uang," sebutnya.
Selain itu, dirinya juga ingin KPK ikut mengawal ekspor nikel yang saat ini sedang disetop pemerintah. Pihaknya berharap aktivitas penyelundupan ekspor nikel tidak ada lagi.
"Penyeludupan nikel. Itu besar sekali dan itu mau tertibkan kita semua," tambahnya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.