Menperin: Ekonomi Morowali tumbuh 60 persen karena hilirisasi
Merdeka.com - Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto mendukung penuh kebijakan hilirisasi yang telah ditetapkan pemerintah. Menurutnya, pembangunan smelter karena kewajiban hilirisasi mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah. Salah satu contohnya di Morowali Sulawesi Tengah, di mana pertumbuhan ekonomi daerah tersebut mencapai 60 persen.
Salah satu smelter di Morowali adalah smelter feronikel PT Sulawesi Mining Investment yang berkapasitas 300 ribu ton per tahun sejak Januari 2015.
"Sebetulnya dalam 3 tahun terakhir pertumbuhan sektor ini luar biasa. Jadi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Morowali itu 60 persen, 12 kali pertumbuhan ekonomi nasional," kata Airlangga di Ritz Carlton Place, Jakarta, Kamis (26/1).
Airlangga menyebut, industri elektronika logam saat ini juga sudah melakukan hilirisasi. Sektor ini menyumbang Rp 334 triliun ke PDB Indonesia. Angka ini memang lebih kecil dibanding sumbangan industri makanan dan minuman yang mencapai Rp 540 triliun ke PDB.
"Ini hal yang kongkret bahwa hilirisasi itu membawa nilai tambah," katanya.
Meski demikian, Airlangga menyebut industri yang punya potensi besar adalah farmasi. Sebab, industri ini berhubungan langsung dengan BPJS. Minat investor juga sangat besar di sektor ini.
"Selain farmasi, industri otomotif Indonesia juga maju karena sudah menjadi eksportir otomotif ke belahan bumi selatan sampai ke Amerika Latin, terutama untuk MPV."
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.