Menteri ESDM Dorong Perusahaan Ekstraktif Masuk Bursa Efek
JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mendorong perusahaan tambang (ekstraktif) untuk mencatatkan saham di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI).
“Kami akan minta bahwa di kemudian hari mereka harus punya program untuk listing di Bursa Efek Indonesia. sehingga BEI menjadi lebih menarik dan lebih besar,” ujar Jonan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (7/11).
Sampai saat ini, kata Jonan, belum banyak perusahaan yang masuk bursa. “Kalau dilihat, yang ada di bursa dari 600 listed company, nggak banyak yang masuk bursa, kecuali yang sudah jadi perusahan Indonesia, seperti Adaro dan Indika. Tapi yang masih mayoritas dikelola oleh badan usaha asing seperti PT Vale dan PT Freeport Indonesia tidak listed di sini,” terangnya.
Jonan berharap perusahaan ekstraktif banyak mencatatkan di bursa. “Mudah-mudahan kalau perusahaan ekstraktif banyak mencatatkan, kami sendiri mendorong bahwa transparansi itu menurut kami penting sekali. Sehingga masalah pembayaran pajak, akuntabilitas bisa lebih baik,” tuturnya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.