Menteri Jonan: Pembangunan Kegiatan Energi harus Dilakukan Secara Terbuka
Jakarta, EnergiToday-- Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Igansius Jonan menyatakan pembangunan kegiatan energi harus sebesar-besarnya membawa manfaat bagi masyarakat.
Karena itu, menurut Jonan, pembangunan kegiatan di bidang energi, apakah itu pengelolaan gas, atau eksploitasi minyak sebaiknya dibangun terbuka tidak tertutup seperti di Bontang dan Arun. \
“Kalau saya lihat Bontang, di Arun dari dulu itu kalau bangun, bangunnya tertutup (encrypt). Jadi masyarakat setempat itu dianggap outsided, dianggap alien. Kalau saya tidak boleh. masyarakat setempat harus terlibat, mau jualan rotikah mau apakah mereka harus terlibat,” ujarnya di Jakarta.
Jonan menjelaskan, pembangunan secara tertutup itu sudah ketinggalan zaman maka sebaiknya pembangunan kegiatan energi dilakukan secara terbuka agar masyarakat dapat mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya.
“Pembangunan encrypt ini menurut saya sudah ketinggalan zaman. Saya kalau mau bangun misalnya Blok Masela kan sudah diputuskan onshore maka masyarakat harus setempat harus menikmati benefit-nya, kalau tidak, terus maunya apa, kaya negera sendiri aja, ini yang menurut saya harus diperhatikan dan diperbaiki,” tuturnya.
Menyinggung masalah program lainnya yang akan dijalankan di Kementerian ESDM, Jonan mengatakan, akan melaksanakan capacity building melengkapi program-program prioritas yang akan seperti, program 35.000 MW dan target rasio elektrifikasi tahun 2016 sebesar 90,15% di sektor ketenagalistrikan, pembaruan teknologi dan cost recovery yang berkeadilan di sektor minyak dan gas bumi dan kewajiban pembangunan smelter di sektor mineral dan batubara.
“Peningkatan capacity building akan menjadi fokus kami. Capacity building itu menjadi hal yang sangat amat penting dan saya sangat berharap Kementerian ini benar-benar menjadi Kementerian teknis yang paham teknis,” pungkasnya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.