Menteri Badan Usaha MIlik Negara (BUMN) Rini Soemarno meminta semua perusahaan pelat merah sektor tambang melakukan hilirisasi dan tidak lagi hanya menjual bahan mentah. Menurutnya potensi hilirisasi di sektor pertambangan sangat besar.
"Harus bisa memproses produk tambang itu yang nilai tambahnya tinggi. Ini kelemahan kita, produk tambang tidak kita lakukan ekspor lanjutan," kata Rini di Energy Building, Jakarta, Rabu (12/9). News Alert
Dapatkan informasi terkini seputar ekonomi dan bisnis langsung lewat email Anda
Dia mengatakan daya saing Indonesia dalam melakukan hilirisasi sangat besar. Di negara lain, program hilirisasi sudah berjalan. Padahal bahan baku di negara tersebut tidak ada. Sedangkan Indonesia bahan bakunya melimpah.
(Baca: Menteri BUMN Targetkan Smelter Inalum di Mempawah Selesai 2020)
Salah satunya proses hilirisasi yang direncanakan oleh PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Perusahaan ini akan mengubah batu bara menjadi gas dengan membangun pabrik gasifikasi yang targetnya mulai dibangun tahun ini.
"Arviyan Arifin (Direktur Utama PTBA) sudah janji, kalau sampai akhir tahun belum groundbreaking, dipenggal. Sudah mau dia dipenggal, tidak tahu apa yang dipenggal, dipenggal tantiemnya," kata Rini yang dibalas tawa oleh Arviyan.
Menanggapi hal itu, Arviyan yakin proses pembangunan pabrik tersebut dapat dilaksanakan pada Desember tahun ini. Dengan adanya pabrik tersebut, tidak hanya industri yang akan mendapatkan produk lebih kompetitif. Dia mengatakan petani juga akan mendapat harga gas yang lebih murah.
Pembangunan pabrik gasifikasi batu bara ini berkaca pada pengalaman Tiongkok yang sudah sukses melakukannya. Bahkan, gas hasil batu bara ini bisa diproses lebih lanjut menjadi produk petrokimia. Adapun, PT Pupuk Indonesia Holding Company dan PT Pertamina (Persero) sudah siap menyerap produk tersebut sebagai pembeli.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.