Menteri Rini: RI Katanya Punya Rare Earth, Sekarang di Mana?
Jakarta, CNBC Indonesia- Para direktur utama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor pertambangan kena semprot oleh Menteri Rini Soemarno siang ini, soal kurangnya optimalisasi nilai tambah di industri ini.
Salah satu perusahaan tambang yang kena sindiran adalah PT Timah. Tbk yang sebelumnya sempat sesumbar sedang mengembangkan mineral berupa tanah jarang atau rare earth.
Rare earth element (REE) sendiri ini merupakan mineral turunan yang berasal dari proses penambangan bijih timah. "Misalnya timah, produk akhirnya mana? Katanya punya rare earth, timah nih di mana? Padahal itu nilainya tinggi dan sangat dicari," kata Menteri BUMN Rini Soemarno di paparan kinerja ekspor tambang PT Inalum (Persero), Rabu (12/9/2018).
Direktur Utama PT Inalum (Persero), Budi Gunadi Sadikan, dalam konferensi pers perusahaan Juni lalu pernah menerangkan manfaat rare earth element di zaman serba digital ini. Menurutnya, rare earth banyak digunakan oleh perangkat elektronik tercanggih seperti telepon genggam pintar (smartphone).
sempat sesumbar tentang rencana pembangunan smelter mineral ini di Bangka dan ditargetkan rampung pada 2018. Namun, belum ada kelanjutannya saat ini.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.