Minerba Indonesia Berpeluang Dilirik Investor Dunia
Metrotvnews.com, Yogyakarta: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meyakini tingkat investasi di bidang mineral dan batu bara akan meningkat. Pasalnya Indonesia baru saja diterima sebagai anggota organisasi Commite for Mineral Reserves International Reporting Standart (CRIRSCO).
Pengakuan sebagai anggota CRIRCO ini diprediksi akan membuat Investor melirik Indonesia dan nantinya menginvestasikan dana yang dimiliki ke sejumlah perusahaan mineral dan batu bara di Tanah Air. Kondisi seperti itu diharapkan pula memberi efek
Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Ditjen Minerba, Kementerian ESDM, Sri Raharjo menjelaskan, dengan masuknya Indonesia sebagai anggota CRIRSCO, pengusaha Indonesia dituntut melaporkan potensi sumber daya mineral serta cadangan mineral yang sesuai standar international.
Sebelumnya para pengusaha hanya melaporkan data sesuai standar yang dimiliki sendiri. Hal ini membuat laporan yang diterima pemerintah kerap berbeda. Ke depan, diharapkan hal semacam ini tidak terus terjadi dan para pengusaha segera memperbaiki diri.
"Sekarang standarnya sama dan diakui di Internasional. Ini tentu saja menarik investor. Investor tak perlu lagi melakukan pengecekan dua kali pada data cadangan dan potensi sumber daya mineral para pengusaha tambang dan mineral di Indonesia," ujar Sri Raharjo, saat Annual Meeting CRIRSCO, di Yogyakarta, Selasa 31 Oktober 2017.
Ia menjelaskan, sebelum bergabung dengan CRIRSCO pihaknya kerap kesulitan memverifikasi laporan cadangan dan jumlah sumber daya mineral. Ini disebabkan belum diterapkannya standar pelaporan yang diakui international.
Selain itu, para investor kerap meragukan validitas jumlah dan cadangan sumber daya mineral yang dimiliki Indonesia. Ia berharap kedepannya para anggota asosiasi pertambangan dan mineral segera mengadopsi sistem pelaporan sesuai standar CRIRSCO.
Sementara itu, Kepala DIvisi Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Natal Naibaho menambahkan, kredibilitas sangat dibutuhkan saat menarik investor. Ketika hendak mendaftarkan diri ke bursa efek, para pengusaha mineral diwajibkan melaporkan jumlah dan cadangan sumber daya mineral dan tambang yang dimilikinya.
Data ini yang pertama kali dilihat oleh calon investor sebelum menanamkan saham. Dengan diakuinya Indonesia dalam keanggotaan di CRIRSCO maka saham para pengusaha tambang lebih mudah dilirik investor.
"Jumlah dan cadangan sumber daya mineral itu syarat wajib yang harus diserahkan pengusaha saat melantai di bursa. Kalau Indonesia standarnya sudah diakui international, kami bisa dengan mudah mempromosikan dan menginformasikan hasil tambang ke investor," tukasnya.
Ketua Ikatan AHli Geologi Indoensai (IAGI) Sukman Daru menjelaskan, CRIRSCO adalah perkumpulan perwakilan organisasi international yang bertanggung jawab pada perkembangan kode pelaporan mineral di dunia. Dengan adanya kode pelaporan, tercipta standarisasi pelaporan jumlah dan cadangan sumber daya mineral di dunia. Jumlah ini menjadi panduan yang diakui di dunia mineral international.
"Kalau sudah pakai standar CRIRSCO data kami langsung diakui oleh dunia. Tidak perlu diaudit lagi. Jadi lebih kredibel di mata investor. Kedua jika laporan kami dipakai oleh pihak-pihak lain seperti BEI dan pemerintah, maka datanya valid," tutupnya.
Untuk diketahui agar bisa diterima sebagai anggota CRIRSCO tidak mudah. Indonesia perlu waktu satu tahun untuk bisa diterima sebagai anggota ke-11 CRIRSCO. Kini anggota CRIRSCO berjumlah 11 di antaranya Canada, Rusia, dan Australia.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.