Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Timah (Persero) Tbk (TINS) pada perdagangan hari ini, Kamis (24/1/2019) tiba-tiba melesat saat penutupan. Tak ada kabar terkait aksi fundamental dari perseroan yang mempengaruhi harga saham.
Saat penutupan perdagangan hari ini, harga saham TINS melesat 16,75% ke level Rp 1.100/saham. Volume perdagangan mencapai 152,39 juta saham senilai Rp 159,44 miliar.
Kenaikan harga saham TINS sudah tampak dari awal perdagangan, tetapi pada sesi II kenaikan saham produsen timah ini bertambang kuat.
Sementara itu, harga timah di pasar dunia pada perdagangan kemarin menguat 1,24% ke level harga US$ 20.805/metrik ton.
Dari sisi bisnis, perseroan membukukan kinerja konsolidasi yang kurang memuaskan pada kuartal III-2018. Laba bersih perseroan turun hampir 15% karena penurunan harga timah, padahal Timah berhasil meningkatkan jumlah produksi.
Berdasarkan laporan keuangan, laba bersih TINS turun 14,98% menjadi Rp 255,55 miliar pada kuartal III-2018, dibandingkan Rp 300,57 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan pada periode itu hanya naik 2,73% menjadi Rp 6,8 triliun dari Rp 6,62 triliun. Namun pada saat yang sama, beban pokok pendapatan naik lebih tinggi, yaitu sebesar 4,58% menjadi Rp 5,72 triliun dari Rp 5,47 triliun.ti (hps/tas)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.