Norwegia – Indonesia Akan Lakukan Kerjasama di Bidang Energi
Kedatangan Menteri Luar Negeri (Menlu) Norwegia, Berge Brende ke Indonesia diterima Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kedatangannya adalah kunjungan pertama kali Berge Brende sebagai Menlu, walaupun sebelumnya beliau telah berkali-kali datang ke Indonesia.
Dalam kesempatan ini, Menlu Norwegia menyampaikan keinginannya untuk memperkuat kerjasama di bidang energi, dan disambut oleh Jokowi. Oleh sebab itu, Jokowi meminta supaya segera dilakukannya percepatan kerjasama dalam bidang lingkungan yang dinamakan REDD+. Sebelumnya pertemuan Joint Comission for Bilateral Cooperation (JCBC) telah dilakukan.
Mengutip dari laman setkab.go.id, Selasa (31/5), Menteri Luar Negeri RI Retno L.P Marsudi mengatakan bahwa JCBC ini adalah JCBC yang kedua yang kita lakukan dengan Norwegia, karena tahun lalu kita melakukan JCBC yang pertama. Sebelum JCBC kita juga melakukan pembukaan dialog Hak Asasi Manusia antara Indonesia-Norwegia. Dialog ini merupakan dialog yang ke-12 yang kita lakukan dengan Norwegia, karena kita dengan Norwegia telah memiliki dialog human rights sejak tahun 2002.
Norwegia, bagi Indonesia adalah salah satu mitra utama Indonesia, dan hubungannya sejauh ini dalam kondisi baik. Dua prioritas penting dalam kerja sama Indonesia-Norwegia yang hendak dicapai. Pertama adalah di bidang lingkungan hidup dan kehutanan, khususnya kerja sama yang dinamakan REDD+ yang sudah dilakukan sejak 2010.
Dalam kerjasama REDD+ ada 3 fase yang akan dilakukan yakni ketiga fase tersebut adalah fase pertama adalah fase persiapan, fase kedua adalah fase transformasi, dan ketiga adalah fase implementasi atau kontribusinya, dan kini sudah masuk ke fase peralihan dari fase pertama dan kedua.
Retno menyampaikan bahwa Presiden meminta agar kerjasama ini dipercepat implementasinya, khususnya kerjasamanya dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, juga dengan Badan Restorasi Gambut yang lebih erat. Terkait dengan pogram Pemerintah sedang digiatkan dalam menangani masalah lahan gambut yang mengakibatkan kebakaran hutan.
Dilain pembicaraan, Menlu Norwegia menjelaskan energi yang dipakai Norwegia, yakni energi air (hydropower) dimana hampir 100% energi digunakan di Norwegia dan sudah mulai ada beberapa investasi Norwegia di bidang hydropower.
Pihak Norwegia menyampaikan bahwa hubungan perdagangan dan investasi dengan Indonesia terus dinilai meningkat karena Norwegia memiliki apa yang dinamakan Pension Fund, termasuk yang paling besar yang dimiliki di dunia, dan telah menginvestasikan dari uang Pension Fund itu sebesar 1,2 miliar dollar AS di Indonesia.
Indonesia berharap dengan adanya kerjasama lainnya yaitu di bidang energi terutama di energi hydropower, dimana Norwegia telah menggunakan energy di Negerinya hampir 100% ada di energi hydropower.
Menlu Norwegia menilai Indonesia sebagai negara dengan situasi politik yang stabil, kemudian catatan khusus tentunya selalu disampaikan pihak asing dan Indonesia juga dinilai sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.