Oktober 2019, Vale Kembali Divestasi Saham 20 Persen
Sorowako, TAMBANG – PT Vale Indonesia sebagai pemegang Kontrak Karya (KK) yang akan berakhir pada tahun 2025 nanti, akan kembali melakukan divestasi saham 20 persen kepada Pemerintah Indonesia pada Oktober 2019.
Perusaan multinasional yang menandatangani KK sejak tahun 1968 ini, dalam penandatanganan amandemen KK mewajibkan divestasi saham 40 persen sebelum berakhir tahun 2025. Sebab pemegang KK ini mengintegrasikan dengan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel matte.
Seperti diketahui, saat ini komposisi kepemilikan saham Vale terdiri dari 60 persen dikuasai Vale Canada, 20 persen Sumitomo Metal Mining Co. Ltd dan 20 persen lagi dilepas sebagai saham publik.
Presiden Direktur PT Vale Indonesia, Nico Kanter, mengatakan, sebagai perusahaan terbuka yang pertama menandatangani amandeman KK, Vale sudah bersepakat dengan Pemerintah Indonesia untuk melepaskan kembali saham sebesar 20 persen. Sehingga total divestasi saham mencapai 40 persen.
“Itu kesepakatan yang kita tandatangani dengan Pemerintah Indonesia. Sehingga Vale tidak memiliki kewajiban divestasi 51 persen seperti halnya Freeport Indonesia yang belum menandatangani amandeman KK,” kata Nico saat ditemui di smelter nikel Vale di Sorowako, Luwu Timur, Sabtu (28/7).
Hal tersebut menurutnya, sudah dikonfirmasikan dengan pemangku kepentingan di pemerintahan terkait rencana tersebut, sesuai dengan penandatanganan amandemen kontrak.
“Meski kami nanti baru berakhir KK tahun 2025, dan belum tahu peraturan mana yang akan diterapkan nantinya. Tapi paling tidak berdasarkan amandemen KK, itu yang kita pegang sampai sekarang,” tambah Nico.
Sementara itu, Chief Financial Officer PT Vale Indonesia, Febriany, mengatakan, sampai saat ini belum diputuskan prosentase saham yang akan dilepas antara Vale dan Sumitomo.
“Bisa Vale atau Sumitomo yang lebih besar berkurangnya, nanti pemegang saham yang putuskan. Terpenting yang disepakati 20 persen. Sehingga genap divestasi 40 persen untuk Indonesia. Itu nanti lebih urusan pemegang saham,” Kata Febriany.
Dengan divestasi Nanti, Vale dikatakan Febriany, akan menambah modal Vale membangun smelter di Morowali dan Sorowako.
“Kalau saya punya balanced tidak ada hutang tahun depan, lunas. kita nanti ada divestasi, balance bisa pinjam untuk bangun di Sorowako dan Morowali,” pungkas Febriany.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.