jpnn.com, JAKARTA - Komisioner Ombudsman RI Laode Ida mengkritisi masih adanya TKA asal China yang kembali masuk di Indonesia. Adanya TKA yang kembali masuk itu tersebar dalam sebuah video yang sudah viral tersebar.
"Sangat aneh. Padahal Covid-19 yang berawal dari Wuhan, Cina dan kemudian merambah ke hampir seluruh penjuru dunia merupakan nyawa manusia paling serius hari-hari ini akibat proses penularan dari orang ke orang (human to human)," kata Laode dalam pesan elektroniknya, Senin (16/3).
Sejumlah negara besar, lanjutnya, bukan sekadar memberi warning. Mereka juga menutup pintu untuk masuk warga dari negara sumber Covid-19 itu. Sebaliknya Indonesia malah masih tetap beri karpet merah untuk para buruh asing dari China. 'Ini, aneh sekali. Sangat aneh!," ujarnya.
Yang lebih aneh lagi, lanjut Laode, Kapolda Sultra justru menyatakan akan memidanakan orang-orang yang memviralkan video TKA China itu. Dalam video itu terlihat mereka tengah berbondong masuk di bandara Haluoleo Kendari yang akan bekerja pada smelter nikel milik PMA asal China di daratan Sulawesi Tenggara (Sultra) dan Sulawesi Tengah (Sulteng).
"Sikap Kapolda itu merupakan wujud instrumen negara yang otoriter dan dikendalikan oleh pemodal asing. Tidak peduli dengan ancaman Covid-19 yang mewabah sekarang ini," katanya.
"Sekali lagi, hal itu merupakan sikap dan kebijakan berwatak arogan -- suatu ciri negara otoriter di mana para pejabatnya yang lebih cinta pemodal atau warga asing jetimbang keselamatan jiwa dari warganya sendiri," katanya.
Laode melanjutkan, jika memang para TKA asal China itu dianggap "wajib" kehadirannya, maka pemerintah musti mengambil langkah tegas sebagai berikut:
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.