Optimisme BKPM membidik target investasi di tengah ancaman penyebaran wabah corona
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah penyebaran masif virus corona pada dua bulan awal tahun ini, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tetap optimistis bahwa target investasi Indonesia yang sebesar Rp 866 triliun di tahun ini akan tetap tercapai.
Meski begitu, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia tetap mengaku bahwa ada potensi penurunan investasi dari negara China di semester I tahun ini.
Apalagi bila melihat realisasi investasi di sepanjang tahun lalu, negara tirai bambu ini menjadi negara terbesar kedua yang berinvestasi di Indonesia dengan nilai US$ 4,74 miliar dari 2.130 proyek.
Meski begitu, Bahlil menyebut bahwa masih ada peluang di balik kendala yang disebabkan oleh virus ini. Menurutnya, ini dilakukan dengan melebarkan sayap untuk menarik investasi dari negara-negara selain China.
"Harus ada solusi. BKPM ini kan sales negara, marketing negara. Kalau investasi dari China menurun, BKPM cari tempat lain. Promosi," kata Bahlil pada Jumat (6/3) di Jakarta.
Beberapa negara yang disasar adalah negara-negara di Eropa dan Timur Tengah, serta negara-negara yang tahun lalu juga cukup banyak menanamkan modal di Indonesia seperti Singapura, Korea, dan Jepang.
Berdasarkan data dari realisasi investasi yang dikeluarkan oleh BKPM pada Januari lalu, negara Singapura merupakan negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia dengan nilai investasi sebesar US$ 6,51 miliar dari 7.020 proyek.
Baca Juga: Rekomendasi analis untuk saham emiten mamin yang tengah diselimuti sentimen negatif
Sementara itu, Jepang juga telah melakukan investasi sebanyak US$ 4,31 miliar lewat 3.835 proyek di sepanjang tahun lalu dan Korea Selatan telah menanamkan modal sebesar US$ 1,07 miliar lewat 2.952 proyek.
Meski negara-negara tersebut juga berpotensi memiliki kasus virus corona, Bahlil mengatakan pihaknya tidak khawatir. Pasalnya, negara-negara tersebut tidak seperti negara China yang langsung melakukan isolasi besar-besaran.
Negara-negara itu hanya mengunci wilayah-wilayah tertentu sehingga aktivitas masih tetap berjalan dan tentunya tidak menurunkan minat investasi ke negara lain.
Selain ke negara-negara lain, BKPM rupanya juga membidik para investor dalam negeri. Menurutnya, investasi dalam negeri masih tetap berpotensi seiring dengan membaiknya optimisme investor domestik terhadap kondisi saat ini.
Baca Juga: Cegah penyebaran virus corona, kapal pesiar Viking Sun tidak boleh berlabuh di Bali
Untuk selanjutnya, BKPM optimis Indonesia masih memiliki cukup waktu untuk mengejar ketertinggalan investasi pada Januari dan Februari. Namun, sebagai catatan, ini dengan asumsi wabah ini bisa selesai pada bulan Maret atau April.
Tak hanya itu, Bahlil juga menambahkan bahwa dari hasil promosi yang telah dilakukan oleh Indonesia, hingga saat ini sudah ada beberapa investor yang mengatakan tertarik untuk menanamkan modal.
Satu yang paling besar, yaitu perusahaan dari Asia yang tertarik untuk membangun smelter dengan nilai investasi mencapai US$ 3 miliar - US$ 4 miliar. Sayangnya, Bahlil belum mau memerinci negara dan nama perusahaan yang akan masuk ke Indonesia tersebut.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.