BINTAN – PENGUSAHA smelter Kawasan Ekonmi Khusus (KEK) Galang Batang, Bintan segera membangun pabrik pengolahan bahan mineral, dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Karena, Peraturan Pemerintah (PP) penetapan Galang Batang sebagai KEK, tinggal ditandatangani oleh Presiden RI Jokowi.
Administrasi pengusulan smelter Galang Batang sebagai KEK di Kepri, sudah lengkap dan diproses oleh Kementerian Sekretaris Negara. Sebelumnya, rancangan PP tentang usulan KEK itu sudah diparaf oleh Gubernur Kepri H Nurdin Basirun. Sedangkan kementerian terkait lainnya, sudah menyetujui.
”Informasi terakhir, PP penetapan smelter Galang Batang tinggal diteken Presiden RI Jokowi saja. Kalau PP sudah turun, kami langsung bangun pabrik dan PLTU,” kata Zurkani Afikri, Manajer Operasional PT Bintan Alumina Indonesia (BAI), kemarin. ”Kalau pabrik smelter dan PLTU dibangun, tentu lah kami akan merekrut tenaga kerja. Semoga Oktober ini, PP sudah diteken oleh Presiden RI,” sambungnya.
Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) dan Tenaga Kerja (Naker) Bintan Hasfarizal Handra mengatakan, usulan Galang Batang sebagai KEK, tidak ada kendala. Saat ini, sudah berada di Sekretaris Negara, untuk ditandatangani oleh Presiden RI.
”Kalau kita di daerah, terus komunikasi dengan Pemprov Kepri, guna mendirikan Kantor PTSP di kawasan KEK itu. Karena, kantor itu merupakan saran dari kementerian pusat, saat berkunjung ke Galang Batang, belum lama ini,” jelas Hasfarizal Handra.
Investasi PT BAI dalam membangun smelter Galang Batang mencapai Rp 36 triliun. Tenaga kerja yang direkrut sampai beberapa tahun ke depan berkisar 20 ribuan orang. Saat ini, PT BAI telah menyelesaikan pembangunan pelabuhan sepanjang 1.000 meter.
Sarana infrastruktur ini digunakan untuk pelabuhan serbaguna bongkar-muat, dengan kapasitas 2×35 ribu ton. Sedangkan di sisi lain akan digunakan untuk pelabuhan kapal tongkang dengan kapasitas 2×12 ribu ton. Bisa digunakan oleh 8 armada kapal tongkang.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.