Kenaikan peringkat ini seiring membaiknya arus kas perseroan sebagai hasil pertumbuhan kinerja operasi dan penjualan komoditas utama perseroan, seperti nikel, emas dan bauksit. Demikian mengutip keterbukaan informasi di BEI, Senin (17/9/2017).
Ketiga produk andalan perseroan itu karena menimkati kebijakan Kementerian ESDM tentang kuota ekspor mineral terbatas. Apalagi harga komoditas gloal terutama nikel dan emas.
Pada bulan Maret 2018, perusahaan telah mendapat rekomendasi perpanjangan persetujuan ekspor mineralnlogam untuk pejualan ekspor bijih nikel kadar rendah sebesar 2,7 juta wet metric ton (WMT) dan bijih bauksit tercuci sebesar 840 ribu wmt untuk periode Maret 2018 sampai dengan Maret 2019.
Saat ini Anta masih memiliki tambahjan kuota ekspor bijih nikel kadar redah sebesar 1,2 juta wmt yang diperoleh pada bulan Oktober 2017 dan berlaku hingga Oktober 2018.
"Antam menargetkan pertumbuhan kinerja operasi dan keuangan yang semakin solid dan positif pada tahun 2018," kata Dirut Antam, Arie Prabowo Ariotedjo.
Kinerja keuangan yang solid terefeksi dari peningkatan penjuaan bersih Antam pada semester I tahun 2018 yang tercatat sebesar Rp11,82 triliun. Angka ini meningkat 292% dibandingkan periode yang sama tahun 2017ll sebesar Rp3,01 triliun.
Pada semester I 2018 juga mencatat peningkatan laba sebesar 169% atau sebesar Rp344,45 miliar dibandingkan rugi bersih sebesar Rp496,12 miliar. Pertumbuhan kinerja keuangan Antam yang positif terutama disebabkan dari pertumbuhan kinerja produksi dan penjualan komoditas utama PT Antam.
Disamping itu, Antam terus berupaya umemberikan imbal hasil yang positif kepada para pemegag saham dan pemangku kepentingan lainnya.
Perseroan sedangkan mengembangkan strategi melalui proyek-proyek hilirisasi. Proyek strategi pengembangan Antam saa tini mencakup proyek pembangunan pabrik Feronikel Haltim (P3FH) dengan kapasitas produksi sebesar 13.500 TNi (Line 1).
Hingga periode Juli 2018 realisasi konstruksi P3 FH telah mencapai 69%. Rencananya konstruksi pabrik akan selesai akhir tahun ini.
Proyek ini akan meningkatkan kapasitas total terpasang feronikel Antam sebesar 50% dari kapasitas produksi feronikel terpasang saat ini sebesar 27.000 TNi menjadi 40.500 TNi untuk akhir tahun ini.
Perseroan juga fokus pada pembangunan pabrik smelter grade alumina refinery (SGAR) yang bekerja sama dengam PT Inalum. Untuk kapasitas pengolaha sebesar 1 juta ton SGA per tahun untuk tahap I. Tahap ini telah menjelesaikan kajian bankable feasibility study (BFS) dan ground breaking direncanakan akan dilaksanakan pada kuartal keempat tahun ini.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.