JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur PT COR Industri Indonesia, Andi Jaya membantah pernyataan Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara yang menyebut perusahaannya gulung tikar.
Andi mengatakan, PT COR Industri Indonesia operasional smelter ferro Nickel (FeNi) di Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah, sampai saat ini masih beroperasi dengan normal.
Bahkan pada tanggal 3 Juli 2017 lalu pihaknya justru melakukan ekspor perdana produk FeNi dengan jumlah 7.000 ton.
"Karyawan PT COR Industri Indonesia saat ini berjumlah kurang lebih 720 orang, tidak termasuk kontraktor, masih berkerja secara normal," ujar Andi dalam keterangan tertulisnya, Senin (24/7/2017).
Karenanya, ia menegaskan, pernyataan yang menyebut perusahaannya telah gulung tikar dan berhenti beroperasi adalah tidak benar. "Hal itu juga dapat merugikan serta mengganggu kegiatan operasi perusahaan," tutup Andi.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara menyebut ada 11 perusahaan smelter yang berhenti beroperasi lantaran merugi akibat kebijakan relaksasi ekspor konsentrat dan mineral mentah kadar rendah, salah satunya PT COR industri.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.