PT IMIP Pekerjakan 3.300 TKA Tiongkok, Setiap Hari Wajib Thermal Scanner
indopos.co.id – Pengelola kawasan industri pertambangan nikel terpadu di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) yang mempekerjakan 3.000-an karyawan asal Tiongkok, mewajibkan seluruh karyawannya untuk menjalani pemeriksaan suhu tubuh dengan alat pemindai khusus ‘thermal scanner’ setiap hari.
“Setiap hari semua karyawan, bukan hanya tenaga kerja asing, harus menjalani pemeriksaan thermal scanner,” kata Dedy Kurniawan, Koordinator Divisi Komunikasi PT. IMIP Morowali yang dihubungi di Morowali melalui sambungan telepon seluler, Selasa.
PT. IMIP, pengelola kawasan industri nikel dan produk-produk berbahan nikel terbesar di dunia itu saat ini mempekerjakan sekitar 35.000 karyawan, sekitar 3.300 orang di antaranya adalah pekerja asal Tiongkok.
Menurut Dedy, manajemen IMIP sangat serius dan sejak dini mengambil langkah-langkah untuk mencegah masuknya virus corona alias Cobid-19.
Langkah tersebut antara lain sejak 25 Januari 2020 sampai waktu yang belum ditentukan, manajemen IMIP menghentikan penerimaan tenaga kerja asing, khususnya dari Tiongkok dan tidak mengizinkan para karyawan dan pejabat IMIP untuk keluar-masuk Indonesia.
“Semua pejabat IMIP tetap ‘stay’ di Morowali atau kantor pusat Jakarta,” ujar mantan jurnalis LKBN Antara dan Koran Tempo itu.
Selain itu pemeriksaan suhu tubuh dengan thermal scanner terhadap semua karyawan dilakukan setiap hari.
“Ini wajib. Kami memiliki peralatan dan tenaga yang memadai untuk hal ini,” katanya dan menambahkan, ‘alhamdulillah, sampai saat ini tidak ada laporan adanya karyawan yang mengalami gejala terkena virus mematikan itu.
Terkait dampak terhadap kelanjutan proyek-proyek konstruksi yang sedang berjalan dan produktivitas perusahaan-perusahaan yang bergerak di kawasan IMIP akibat penghentian penerimaan TKA asal Tiongkok, Dedy menegaskan tidak ada pengaruh dan semua pabrik berproduksi dengan normal dan kegiatan investasi berjalan sebagaimana biasa.
PT.IMIP disebut-sebut sebagai kawasan industri pertambangan nikel dan produk-produk nikel terbesar di dunia saat ini dengan total investasi pada akhir 2019 sekitar Rp100 triliun. Di kawasan ini pula sedang dibangun pabrik betteray lithium terbesar di dunia yang diharapkan mulai beroperasi pada 2021. (ant)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.