Mataram (Suara NTB) – PT. Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) menyatakan kesiapannya menambang cadangan emas dengan volume cukup besar di Kecmatan Hu’u, Kabupaten Dompu. Diperlukan banyak tenaga kerja dan perusahaan memprioritaskan warga NTB, khususnya Dompu.
Kepastian itu diungkapkan Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M.Sc akhir pekan kemarin. Perusahaan nasional ini mengungkapkan kesanggupan melakukan eksploitasi cadangan emas dengan jumlah paling besar di NTB mencapai 1,38 juta ton. Diperkirakan gubernur, perusahaan holding tiga perusahaan tambang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini akan beroperasi tujuh tahun lagi.
’Saya sudah ketemu Direktur Inalum, mereka tertarik resource untuk cadangan yang lebih besar di Hu’u Dompu,’’ kata gubernur saat menghadiri wisuda di Universitas Muhammadiyah Mataram (Ummat), Sabtu, 23 Maret 2019 lalu.
Masih ada waktu tiga sampai empat tahun kita siapkan SDM agar tidak menjadi penonton di rumah sendiri.
Gubernur mendorong masyarakat NTB, khususnya di Kabupaten Dompu mempersiapkan diri, khususnya para generasi yang ahli di bidang pertambangan. Jangan sampai, ruang tenaga kerja ini diisi oleh Sumber Daya Manusia (SDM) dari luar yang lebih maju. ‘’Jangan sampai kita hanya jadi penonton di rumah sendiri,’’ sarannya.
Ia pun dengan sangat antusias menyambut rencana pembukaan kawasan tambang baru ini, karena cadangannya diperkirakan jauh lebih besar di galian bijih emas di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) oleh PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).
Bahkan disebut sebut selain lebih besar dari hasil PT. AMNT, kawasan tambang Hu’u Dompu juga diperkirakan lebih besar dari PT Merdeka Copper Gold Tbk di Jawa Timur.
Mengacu pada klaim Direktur Utama PT. Inaum, Budi Gunadi Sadikin sebelumnya, cadangan emas di Dompu diperkirakan mencapai 1,38 juta ton emas. Volumenya dua kali lipat karena tambang Batu Hijau milik Newmont (kini AMNT) memiliki cadangan 690.000 ton emas. Sementara cadangan tembaga di Dompu diperkirakan melebihi 8,6 juta ton.
Kendati rencana eksploitasi sangat menggiurkan, bukan berarti rencana itu akan berjalan mulus. Gubernur NTB yang akrab disapa Dr. Zul, tidak menampik potensi munculnya pro dan kontra.Tapi proses eksplorasi hingga eksploitasi sumber daya, khususnya untuk pertambangan emas, dilakukan dengan teknik dan didukung keilmuan. Ketika akhirnya ada kontra atau penolakan, ia juga berharap disampaikan dengan argumentasi penuh keilmuan.
Terlepas dari itu, Dr.Zul akan tetap mendorong jajarannya di Pemprov NTB, Pemkab Dompu dan daerah lainnya membantu memaksimalkan penyiapan SDM. Kabar soal besarnya cadangan emas ini bukan kali ini saja mencuat.
Inalum pada Mei 2018 lalu, mendorong bisnis anak perusahan untuk mempersiapkan maksimal rencana eksploitasi itu. Inalum diketahui holding tiga emiten tambang BUMN, dengan rincian untuk PT. Inalum sendiri menguasai PT Aneka Tambang Tbk dengan komposisi 65 persen saham, 65,02 persen saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA), 65 persen saham PT Timah Tbk (TINS) dan 9,36 persen saham di PT Freeport Indonesia. (ars)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.