Jakarta: PT Timah (Persero) Tbk mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk tahun ini sebesar Rp2 triliun. Capex tersebut digunakan untuk pengembangan usaha termasuk di luar negeri.
Direktur Utama PT Timah M Riza Pahlevi Tabrani mengatakan selain di dalam negeri, pihaknya juga melakukan ekspansi bisnis ke negara lain di Afrika. Saat ini ada dua negara yang menjadi fokus pengembangan yaitu Nigeria dan Tanzania. Kendati Riza mengatakan banyak negara-negara Afrika lainnya yang menghubungi PT Timah untuk menjajal peluang di negara tersebut.
"Kita lagi ngurus semacam Amdal (Analisis dampak lingkungan) di Nigeria untuk bangun fasilitas di sana, ekplorasinya sudah berjalan intensif di Nigeria. Lalu di Tanzania prospek timah dan beberapa mineral lainnya," kata Riza di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin, 10 Februari 2020.
Riza mengatakan tantangan terbesar ekspansi di Afrika yakni terkait kondisi infrastruktur yang dinilai masih belum memadai sehingga membuat kendala dalam proses logistik. Selain itu keamanan juga menjadi tantangan lainnya. Kendati demikian sumber daya di Afrika masih sangat banyak.
Ekspansi dilakukan sebagai upaya untuk menambah cadangan. Ia bilang porsi terbesar capex yakni untuk kegiatan eksplorasi terutama di tambang dalam negeri baik di Kundur maupun di Bangka Belitung.
Selain untuk ekplorasi, Capex juga digunakan untuk membeli kapal baru yang digunakan untuk mengangkut logistik hasil tambang mereka. Riza mengatakan pihaknya tengah mencoba mengembangkan metode penambangan baru.
Dalam kesempatan yang sama Corporate Secretary PT Timah Abdullah Umar Baswedan mengatakan, selain pengadaan dan perawatan kapal, capex juga digunakan untuk pembangunan fasilitas pemurnian dan pengolahan (smelter). Smelter tersebut dibangun di kota Mentok, Kabupaten Bangka Barat, Bangka Belitung, dengan perkiraan biaya investasi sebesar USD80 juta.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.