PT Timah Tbk (TINS) Berharap Tren Harga Timah Terus Membaik
Bisnis.com, JAKARTA – PT Timah Tbk, berharap tren harga timah dunia yang mulai membaik seiring dengan mulai beroperasinya industri-industri di China, Korea dan lainnya.
Direktur Utama PT Timah Tbk, Muhammad Riza Pahlevi Tabrani menyebutkan harga timah di pasar dunia mulai membaik, karena industri di beberapa negara Asia sudah mulai beroperasi di tengah pendemi virus corona atau (Covid-19).
"Sekarang harga timah dunia sudah berada di level 15.200 dolar AS dan mudah-mudahan akan terus membaik, karena industri di Korea, China dan beberapa negara Asia lainnya sudah mulai beroperasi," katanya seperti dilansir Antara, Kamis (14/5/2020). Baca Juga : Industri Timah China Berangsur Pulih
Menurutnya, selama pandemi virus corona, operasional perusahaan dengan kode emiten TINS ini terus berjalan dan kemitraan dengan ppenambang rakyat masih berjalan dengan baik. Hal ini perlu dipastikan untuk menjaga stabilitas ekonomi masyarakat di tengah menghadapi Covid-19.
"Kami menyerap bijih timah dari masyarakat yang bermitra dengan PT Timah Tbk, sehingga pandemi ini tidak menimbulkan dampak yang terlalu negatif terhadap perekonomian masyarakat," ujarnya.
Dia menambahkan, selama pandemi, PT Timah Tbk ikut mengendalikan produksi. Misalnya beberapa kapal isap dihentikan beroperasi, karena produktif kurang produktif. Baca Juga : Permintaan Turun, Pasar Fisik Timah Batangan Diyakini Bisa Bangkit
"Karyawan di kapal-kapal isap dihentikan berproduksi tersebut dialihkan ke tempat yang lain, guna mencegah pemutusan hubungan kerja atau karyawan yang dirumahkan akibat virus corona ini," katanya.
Adapun terkait peningkatan harga timah, Riza menyebut kondisinya tergantung supply and demand timah dunia.
Terkait prospek bisnis Timah 2020, awal tahun kalangan pengusaha timah optimistis harga komoditas timah akan berada berada dikisaran US$18.700 per ton hingga US$20.600 per ton sehingga ekspor tahun ini akan mengalami meningkat sekitar 5 persen.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Eksportir Timah Indonesia (AETI) Jabin Sufianto mengatakan ekspor timah tahun ini tak akan jauh berbeda seperti tahun lalu yakni tergantung pada harga timah.
Kendati demikian, dia memprediksi produksi timah tahun ini akan mengalami kenaikan 6 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Adapun produksi setiap bulannya akan berkisar 5.000 metriks ton hingga 6.000 metriks ton di tahun ini.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, sepanjang tahun lalu, produksi timah Indonesia mencapai 69.763,66 ton atau sebesar 99,57 persen dari rencana produksi 69.996,00 ton.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.