Dana hasil IPO sebesar 76,28 persen akan digunakan untuk belanja modal, berupa pembelian mesin dan peralatan seiring dengan pengembangan kegiatan usaha, serta penambahan area produksi.
JAKARTA – PT Trinitan Metals and Minerals Tbk berkode saham PURE resmi menjadi emiten ke-40 yang mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI), usia melakukan gelaran penawaran saham perdana (Initial Public Offering/ IPO
Dalam masa penawaran umum, saham PURE diminati oleh publik dengan mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 324 kali dari pooling. Guna mendorong laju bisnis maka proporsi penggunaan dana IPO paling besar ditujukan untuk modal kerja (capital expendicture/capex).
Presiden Direktur Trinitan Metals and Minerals, Richard Tandiono, mengatakan dana yang diperoleh dari hasil IPO sebesar 76,28 persen akan digunakan untuk belanja modal, berupa pembelian mesin dan peralatan seiring dengan pengembangan kegiatan usaha, serta penambahan area produksi. Sisanya, 23,72 persen untuk modal kerja Perseroan.
“Pabrik kami di Jalan Parung Tanjung, Cicadas, Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Jadi dana IPO untuk belanja modal dan modal kerja,” ungkapnya di Jakarta, Rabu (9/10). Saat ini, kapasitas produksi PURE sebesar 39.700 metric ton (MT) per tahun. Dalam waktu dekat Perseroan berencana meningkatkan kapastitas produksi untuk memenuhi permintaan (demand) dari pelanggan dalam dan luar negeri.
Direktur Keuangan Trinitan Metals and Mineral, Christopher Liawan, menambahkan Perseroan berencana meningkatkan kapasitas produksi sebanyak 17.000 MT yang akan dimulai pada awal 2020 dan diharapkan dapat beroperasi pada 2021. “Peningkatan kapasitas juga disertai dengan pilot project produk-produk baru yang dikembangkan seperti ekstraksi perak, nikel, timah putih, dan bismuth,” kata Christopher.
Pada tahun ini, Perseroan menargetkan pendapatan sebesar 700 miliar rupiah atau meningkat dari perolehan sepanjang tahun 2018 sebesar 580 miliar rupiah. Meski hingga semester I-2019, pendapatan Perseroan tercatat 150 miliar rupiah, namun salah satu fokus Perseroan adalah meningktkan produksi.
Dalam IPO ini, Perseroan telah melepas sebesar 333.333.500 lembar saham dengan harga penawaran 300 rupiah per saham, sehingga dana yang berhasil dihimpun oleh Perseroan sebesar 100 miliar rupiah.
Perseroan secara bersamaan juga menerbitkan sebesar 333.333.500 Waran Seri I yang menyertai saham baru Perseroan dengan harga Pelaksanaan sebesar 360 rupiah per saham, sehingga total dana dari Waran Seri I sebesar 120 miliar rupiah. Perseroan juga mengadakan program Employee Stock Allocation (ESA) dengan mengalokasikan saham sebesar 955.000 lembar saham atau sebesar 0,29 persen dari jumlah saham yang ditawarkan.
Perseroan menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebagai Penjamin Pelaksana Emisi dalam IPO ini. Perseroan merupakan perusahaan pengolah logam dan bahan mineral (smelter) yang berfokus pada penggunaan teknologi yang ramah lingkungan dan berfokus untuk menghasilkan produk dengan kualitas terbaik, dengan produk akhir berupa Timbal (Pb) dan Antimoni (Sb).
Saat ini, produk Perseroan digunakan oleh pelanggan yang bergerak di bidang industri battery manufacture 71,1 persen, industri pembuat antimony trioxide 11,9 persen, industri metals processing/ smelter 7,3 persen, industri solder 4,7 persen, dan industri pertahanan 5,2 persen. Produk sudah dipasarkan sekitar 56 persen di pasar lokal dan 44 persen di ekspor ke beberapa negara seperti Malaysia, Thailand, Korea, Jepang, Tiongkok, dan Fiji.
Perseroan berkomitmen untuk berinovasi dan terus meningkatkan kinerja Perseroan dan mengembangkan proses-proses yang ramah lingkungan, efektif dan efisien serta produk-produk baru seperti ekstraksi perak (Ag), nikel (Ni), timah putih (Sn) dan bismuth (Bi). “Sehingga kami dapat terus meningkatkan nilai bahan tambang di Indonesia serta dapat melakukan pemurnian lebih banyak jenis metals dan minerals ke depannya,” kata dia.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.