Pabrik Baterai Kendaraan Listrik di Morowali Resmi Dibangun
JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah terus mendorong rencana percepatan kendaraan listrik di Indonesia. Salah satunya dibuktikan dengan peresmian peletakan batu pertama pembangunan industri bahan baku baterai lithium PT QMB New Energy di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah.
Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartanto, menyampaikan dengan dibangunnya PT QMB New Energy maka turut mendukung roadmap industri otomotif nasional, yaitu 20 persen industri otomotif berbasis elektrik pada 2025 mendatang.
Bidan Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan. PT QMB New Energy Materials sendiri merupakan kerja sama antara perusahaan Tiongkok, Indonesia, dan Jepang yang terdiri dari GEM Co.,Ltd., Brunp Recycling Technology Co.,Ltd., Tsingshan, PT IMIP, dan Hanwa dengan total investasi yang mencapai USD 700 juta.
Menurut Airlangga, bila proyek pembangunan pabrik yang akan memproduksi material energi baru dari nikel laterit ini dapat memenuhi kebutuhan bahan baku baterai lithium generasi kedua. Melalui proyek smelter berbasis teknologi hydrometalurgi tersebut, Indonesia akan menjadi tuan rumah dalam pengembangan industri baterai kendaraan listrik.
Peletakan batu pertama pabrik baterai di Morowali Peletakan batu pertama pabrik baterai di Morowali "Berdasarkan peta jalan pengembangan industri otomotif nasional, pada tahun 2025, target kita 20 persen dari total produksi kendaraan di Indonesia adalah yang berbasis elektrik. Artinya, ketika produksi kita mencapai 2 juta unit per tahun, sebanyak 400 ribu itu kendaraan listrik," ucap Airlangga.
Tidak hanya untuk kebutuhan domestik saja, nantinya produksi yang dilakukan oleh PT QMB New Energy Materials juga akan menyasar untuk pasar ekspor. Kondisi tersebut diklaim Airlangga sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menggenjot eskpor yang memerlukan peningkatan investasi. Pabrik baterai tersebut akan dikembangkan dengan lahan seluas 120 hektare.
PT. QMB New Energy Materials memiliki kapasitas konstruksi nikel sebesar 50.000 ton dan kobalt 4000 ton, yang akan memproduksi di antaranya 50.000 ton produk intermedit nikel hidroksida, 150.000 ton baterai kristal nikel sulfat, 20.000 ton baterai kristal sulfat kobalt, dan 30.000 ton baterai kristal sulfat mangan. Empat prinsipal Jepang bersatu mendopang infrastruktur mobil listrik.
Empat prinsipal Jepang bersatu mendopang infrastruktur mobil listrik.(Carscoop) Dalam kesempatan yang sama, Luhut menyampaikan, proyek pembangunan pabrik nikel literit di Morowali ini merupakan industri pertama di Indonesia, bahkan akan menjadi salah satu produsen yang terbesar di dunia. "Jadi, kita tidak mau lagi ekspor raw material, sehingga ada peningkatan nilai tambah. Ini menjadi suatu kemajuan yang luar biasa. Apalagi pabrik ini menggunakan teknologi canggih," ucap Luhut.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.