Pandemi corona pengaruhi pergerakan HPE mineral periode April 2020
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Corona yang masih bertahan hingga akhir Maret 2020 mempengaruhi penetapan Harga Patokan Ekspor (HPE) produk pertambangan yang dikenakan bea keluar (BK) untuk periode April 2020. Dibandingkan dengan HPE periode Maret 2020, beberapa komoditas mengalami penurunan HPE.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Indrasari Wisnu Wardhana mengungkapkan, HPE produk pertambangan yang mengalami penurunan pada periode April 2020, antara lain tembaga, timbal, seng, dan bauksit. Ketentuan tersebut ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 30 Tahun 2020 yang terbit pada 23 Maret 2020.
"Itu dikarenakan adanya wabah virus corona yang terjadi secara global," kata Wisnu dalam keterangan tertulisnya yang disiarkan Jum'at (27/3).
Sejumlah produk pertambangan yang dikenakan BK adalah konsentrat tembaga, konsentrat besi, konsentrat besi laterit, konsentrat pasir besi, pellet konsentrat pasir besi, konsentrat mangan, konsentrat timbal, konsentrat seng, konsentrat ilmenit, konsentrat rutil, dan bauksit yang telah dilakukan pencucian.
Perhitungan harga dasar HPE untuk komoditas konsentrat besi, konsentrat besi laterit, konsentrat pasir besi, konsentrat mangan, konsentrat ilmenit, dan konsentrat rutil bersumber dari Asian Metal dan Iron Ore Fine Australian. Sedangkan konsentrat tembaga, pellet konsentrat pasir besi, konsentrat timbal, konsentrat seng, dan bauksit bersumber dari London Metal Exchange (LME).
Dibandingkan periode sebelumnya, produk pertambangan yang mengalami kenaikan harga rata-rata pada periode bulan April 2020 adalah konsentrat besi (hematit, magnetit) (Fe ≥ 62% dan ≤ 1% TiO2) dengan harga rata-rata USD 75,02/WE atau naik sebesar 0,11%, konsentrat besi laterit (gutit, hematit, magnetit) dengan kadar (Fe ≥ 50% dan (Al2O3 + SiO2) ≥ 10%) dengan harga ratarata USD 38,33/WE atau naik sebesar 0,11%.
Selain itu, konsentrat mangan (Mn ≥ 49%) dengan harga ratarata USD 204,30/WE atau naik sebesar 2,04%, konsentrat pasir besi (lamela magnetit-ilmenit) (Fe ≥ 56%) dengan harga rata-rata USD 44,79/WE atau naik sebesar 0,11%, dan konsentrat ilmenit (TiO2 ≥ 45%) dengan harga rata-rata USD 283,66 /WE atau naik sebesar 6,34%.
Sedangkan produk yang mengalami penurunan dibandingkan HPE periode sebelumnya adalah konsentrat tembaga (Cu ≥ 15%) dengan harga rata-rata USD 2.374,97/WE atau turun sebesar 1,78% , konsentrat timbal (Pb ≥ 56%) dengan harga rata-rata USD 751,46/WE atau turun sebesar 3,43%, konsentrat seng (Zn ≥ 51%) dengan harga rata-rata USD 471,26/WE atau turun sebesar 13,70%, dan Bauksit yang telah dilakukan pencucian (washed bauxite) (Al2O3 ≥ 42%) dengan harga rata-rata USD 22,51/WE atau turun sebesar 3,31%.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.