Pansus Mendesak Untuk Membuka Tabir Polemik Freeport
Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (Prodem), Syafti Hidayat menjelaskan, terlalu banyak pro kontra terkait divestasi saham 51,2 persen PT Freeport Indonesia (PTFI). Mulai soal saham mayoritas PTFI yang seharusnya bisa diperoleh secara cuma-cuma, pembelian saham dengan menggunakan global bond dan lain sebagainya.
"Pansus DPR salah satu cara untuk membuka terang benderang kasus Freeport ini. Jika ada unsur kerugian keuangan negara dalam kasus Freeport ini maka KPK harus mengusut tuntas," katanya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (1/1).
Beberapa analis pertambangan mengkritik proses akuisisi 51,2 persen saham PTFI lebih banyak mudaratnya. Sebab dengan kepemilikan mayoritas saham perusahaan tambang di Papua itu, kewajiban yang dulu dibebankan ke Freeport turut beralih ke Inalum. Mulai pembangunan smelter hingga deviden negara yang belum dibayarkan. Ini berarti Freeport-McMoran yang lebih banyak diuntungkan.
"Biasanya memang pemegang saham mayoritas yang kendalikan perusahaan. Tapi dalam kasus Freeport ini agak aneh ya," tukas aktivis senior yang akrab disapa Uchok ini.[wid]
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.