Pasca Akuisisi Freeport, IAGI: Inalum Bisa Menjadi Operator Tambang Kelas “Wahid” Dunia
JAKARTA – Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) menilai, PT Indonesia Asahan Aluminium sebagai pimpinan konsorsium holding BUMN tambang bisa menjadi operator pertambangan kelas dunia setelah berhasil akuisisi 51 persen saham PT Freeport Indonesia.
Ketua Umum IAGI, Sukmandaru Prihatmoko mengatakan, keberhasilan pemerintah mengakusisi 51 persen saham PT Freeport Indonesia memberikan peluang Inalum masuk jajaran operator pertambangan kelas dunia, seperti Vale dari Brazil dan Codelco dari Chile dimana dua perusahaan ini bukan dari negara maju.
“Terakhir posisi 51 persen akan jadikan Inalum naik tingkat di dunia menjadi masuk ke jajaran operator pertambangan kelas wahid, seperti Vale dari Brazil Codelco dari Chile bukan dari negara maju, tapi mereka dua bisa kemana-mana. Harapan kami, Inalum dan perusahaan tambang BUMN lainnya bisa lebih maju lagi,” kata Sukmandaru, Jakarta, Rabu (19/9).
Menurutnya, kegiatan penambangan di Papua selama puluhan tahun memberikan pelajaran penting bagi IAGI, terutama pengetahuan tektonik, membuat konsep eksplorasi, geologi dan sistem mineralisasi jalur Papua.
“Sangat mendukung sekali dengan pengetahuan tektonik di sana, bisa buat konsep-konsep ekplosrasi yang lain tidak hanya mineral tapi juga untuk migas, mineral radioaktif dengan pakai konsep-konsep geologi selama 40 tahun lebih ini,” tuturnya.
Sampai saat ini, lanjut Sukmandaru, sumber daya alam dan cadangan emas, tembaga dan perak diantaranya emas (Au) 3.234 ton, tembaga (Cu) 38.76 Juta ton, dan perak (Ag) 17.465 ton.
“Data eksplorasi (oleh tim geolog Freeport) menunjukkan potensi penemuan baru yang sangat terbuka. Mengarah ke kedalaman (sub-surface). Pengembangan tambang berikutnya mengarah ke sistem underground atau block caving. Ini padat teknologi dan biaya operasi lebih mahal,” paparnya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.