Pasokan Listrik Melimpah, Tapi Smelter Sulit Akses Listrik?
Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) mengalami kelebihan pasokan listrik, namun di tengah pasokan yang berlimpah ini nyatanya ada fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) yang terkendala pasokan listrik menjelang beroperasi.
Salah satu smelter yang terkendala pasokan listrik tersebut yakni smelter feronikel yang dibangun PT Aneka Tambang Tbk di Halmahera Timur. Bahkan, sampai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir turun tangan dan meminta untuk melelang ulang pengadaan listrik untuk smelter tersebut.
Melihat fenomena ini, Praktisi Tambang dan Smelter Nikel, Arif S. Tiammar, mengatakan kurangnya pasokan listrik hilirisasi nikel milik Antam ini adalah cerita lama. Menurutnya, investor atau pemodal sejak dini sudah menyadari bahwa untuk berinvestasi di suatu wilayah yang kaya nikel, tapi akan terkendala infrastruktur.
Kita bangun smelter di wilayah terpencil dan kehadiran PLN belum sampai di sana, ya kita juga sudah agendakan, selain investasi smelter, kita investasi power plant (pembangkit listrik) juga," ungkapnya dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Rabu (06/01/2021).
Menurutnya, hal yang menarik dari investasi smelter ini adalah kadangkala jumlah investasi yang dibutuhkan untuk membangun smelter mirip dengan besaran investasi untuk membangun pembangkit listriknya. Bahkan, investasi tidak hanya untuk pembangunan pembangkit listrik, tapi investasi juga dilakukan untuk pembangunan infrastruktur jalan hingga pelabuhan.
"Ini semua bagian dari mitigasi risiko yang kita lakukan sebagai pelaksana atau pelaku investasi di bidang nikel," tegasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, idealnya memang smelter menggandeng PLN saat investor berinvestasi di suatu wilayah. Sementara perusahaan smelter menurutnya lebih elok jika hanya fokus pada operasional di bidang smelter.
Alangkah eloknya kalau ada sinergi. Kami sebagai investor di bidang smelter dan PLN di bidang pasokan listrik. Kami bukan ahli listrik, kami ahli smelter," tuturnya.
Sebelumnya, PLN menyampaikan akan memenuhi kebutuhan listrik untuk smelter feronikel di Halmahera Timur milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril kepada CNBC Indonesia.
Bob mengatakan Antam bakal beli listrik dari PLN untuk tahap menengah dan jangka panjang. Sementara untuk jangka pendek, menurutnya Antam sedang melakukan proses pengadaan.
"Jadi (beli listrik) untuk tahap menengah dan jangka panjang. Saat ini untuk jangka pendek mereka lagi melakukan proses pengadaan," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (05/01/2021).
Lebih lanjut Bob mengatakan, PLN akan mulai memasok listrik smelter feronikel Antam tersebut pada 2026 dengan kapasitas kurang lebih 100 mega watt (MW).
"2026, lebih kurang 100 MW," paparnya saat ditanya kapan PLN mulai memasok listrik tersebut.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.