Mataram (Suara NTB) – Konstruksi pembangunan smelter PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) molor dari perencanaan. Seharusnya, konstruksi pembangunan smelter sudah mulai dilakukan awal 2019.
General Manager PT. AMNT, Hannibal yang dikonfirmasi usai rapat koordinasi percepatan pembangunan smelter di Kantor Bappeda NTB, Selasa, 22 Januari 2019 siang mengatakan progres pembangunan smelter masih dalam tahap perencanaan.
‘’Semua yang untuk smelter masih tahap perencanaan, perhitungan. Nanti masuk ke engineering design, baru tahap berikutnya konstruksi,’’ terang Hannibal.
Seharusnya, konstruksi pembangunan smelter AMNT di awal tahun ini. Ia mengatakan, ada tahapan-tahapan dalam proses pembangunan smelter tersebut yang bergeser dari jadwal. Praktis, PT. AMNT hanya punya waktu tersisa tinggal tiga tahun dari sekarang.Apakah bisa AMNT mengejar target pembangunan smelter yang harus tuntas 2021? Hannibal mengaku masih optimis. Dengan dukungan pemerintah, baik pusat dan daerah ia masih yakin smelter sudah terbangun pada 2021.
‘’Tentunya dengan dukungan-dukungan yang perizinan dan sebagainya. Yang memang saya rasakan benar adalah bahwa sepertinya kita malah yang dikejar-kejar,’’ katanya.
Mengenai kapan AMNT akan mulai melakukan konstruksi pembangunan smelter, Hannibal mengaku belum dapat memastikan. Namun ia berharap pada kuartal II dan kuartal III tahun 2019, konstruksi pembangunan smelter AMNT sudah dapat dimulai.
Seperti diketahui, PT. AMNT menginvestasikan dana sebesar Rp26 triliun untuk pembangunan smelter di KSB. Untuk pemanfaatan smelter yang ada di KSB, AMNT berharap akan ada kerjasama dengan PT. Freeport Indonesia.
Dalam proses pembangunan smelter ini PT AMIN telah mengantongi izin lingkungan dan PT AMNT telah memiliki Izin Pemanfaatan Ruang dari provinsi. Berbagai perizinan lainnya juga sedang di urus baik di Pemprov NTB maupun di KSB. Berdasarkan izin prinsip penanaman modal, AMNT akan investasi sebesar Rp26 triliun. (nas)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.