Pembangunan Smelter Freeport di Gresik Senilai Rp 30 T
JAYAPURA (PT) – Humas PT. Freeport Indonesia (PTFI), Riza Pratama mengakui bahwa pembangunan smelter atau fasilitas pengolahan dan pemurnian konsentrat di Gresik, Jawa Timur sedang berjalan.
Dikatakan, saat ini, pembangunan sudah masuk pada tahap engineering design dan pemadatan tanah.
Pembangunan smelter, katanya, perusahaan raksasa tersebut akan menggelontorkan dana senilai 2.95 US Dollar atau sekitar Rp 30 triliun.
Dijelaskan, di Gresik infrastruktur pendukung smelter sudah sangat siap dan lokasi tersebut sangat tepat untuk pembangunan pabrik smelter disana.
“Kita tidak bisa membangun smelter di Papua, karena pembangunan smelter itu membutuhkan pembangkit listrik sebesar 100 Megawatt (MW). Gresik memiliki fasilitas listrik sudah sangat siap termasuk infrastruktur pendukung lainnya,” terang Reza kepada wartawan usai buka puasa bersama dengan insan pers di Jayapura.
Menurunya, membangun smelter di Papua maka harus membangun infrastruktur pendukung lainnya, sehingga pembangunan akan membutuhkan biaya jauh lebih mahal.
Oleh karena itu, perusahaan tetap akan membangun smelter di Gresik dan meskipun smelter dibangun di Gresik, Pemerintah Provinsi Papua tetap mendapat pembagian dari pajak royalti maupun deviden.
“Jadi, sebelum dikapalkan akan dihitung berapa konsentrat dan lainnya. Itulah yang akan Pemprov Papua dan itu semua pemerintah pusat yang akan mengatur terkait pembagian pajak dan sebagainya,” ujarnya.
Disinggung soal lokasi pembangunan smelter yang sudah disiapkan Pemprov Papua dan Pemkab Mimika, Reza mengaku, smelter juga perlu pabrik pendukung lainnya termasuk infrastruktur listrik.
Bahkan ketika dibangun di Papua, kata Reza bahwa membutuhkan waktu yang lama termasuk biaya yang sangat besar.
“Smelter yang dibangun Freeport Indonesia di Gresik memiliki kapasitas input smelter sekitar 2 juta ton konsentrat tembaga per tahun,” ucapnya.
Reza menambahkan, waktu pembangunan smelter yang diberikan pemerintah kepada Freerport hingga tahun 2022.
“Waktu kita lima tahun untuk membangun smelter dan perusahaan sangat optimis smelter akan selesai dibangun sebelum tahun 2022,” tandasnya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.