Pembangunan Smelter Jadi Pembahasan Alot Terkait Perpanjangan Tembaga
Jakarta, EnergiToday-- Perhitungan kemajuan pembangunan fasilitas pemurnian mineral (smelter) tembaga PT Freeport Indonesia bakal menjadi pembahasan alot terkait perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Bambang Gatot mengatakan progres smelter Freeport di Gresik, Jawa Timur belum signifikan. Belum jauh berbeda dengan hasil evaluasi di Februari kemarin sebesar 14%. “Progres smelter-nya sekitar 14 sekian persen,” kata Bambang, seperti dilaporkan dalam InvestorDaily.com, Senin (25/7). Freeport membangun smelter berkapasitas 2 juta ton konsentrat di Gresik, Jawa Timur.
Investasi proyek tersebut mencapai US$ 2,1 miliar. Kemajuan pembangunan smelter menjadi tolak ukur pemberian perpanjangan izin ekspor dan besaran bea keluar yang dikenakan.
Hal ini mengacu pada Peraturan Menteri ESDM No. 5 Tahun 2016 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pemberian Rekomendasi Pelaksanaan Penjualan Mineral ke Luar Negeri Hasil Pengolahan dan Pemurnian. Adapun perhitungan kemajuan smelter berdasarkan persentase besaran serapan biaya pembangunan yang dibuktikan dengan bukti pengeluaran biaya serta diaudit oleh akuntan publik. (id/id)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.