Taliwang (Suara NTB) – PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), melalui perusahaan afiliasinya, PT Amman Mineral Industri (AMIN) bersama dengan Pemerintah Kecamatan Maluk melakukan Rapat Konsultasi Publik (RKP) terkait rencana pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian tembaga (Smelter) serta fasilitas pendukung lainnya kepada masyarakat Kecamatan Maluk dan sekitarnya.
RKP ini merupakan prasyarat bagi AMIN untuk memperoleh persetujuan izin kelayakan lingkungan dan izin lingkungan (Amdal) dari Pemerintah, Selasa, 19 September 2017 di aula kantor camat Maluk.
“RKP ini merupakan tahapan yang harus kami lakukan, sebagaimana yang dipersyaratkan dalam Peraturan Pemerintah no 27 tahun 2012 dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup no 17 tahun 2012 untuk mendapatkan izin Amdal. Karena kaitannya dengan masyarakat, maka seluruh perwakilan komponen masyarakat sekitar pembangunan smelter kita undang dan dilibatkan dan memberikan informasi dengan baik terkait rencana pembangunan Smelter ini,” demikian Rubi Purnomo, Manajer Corporate Communications PTAMNT.
Dikatakannya, dalam RKP ini telah dipaparkan secara detail terkait informasi pembangunan smelter yang akan dilakukan oleh perusahaan ini. Selain itu, RKP ini juga dihajarkan untuk menampung semua pendapat dan saran masyarakat guna penyempurnaan pengkajian analisis dampak lingkungan (AMDAL) yang mulai dilakukan dalam tahun ini juga.
“RKP ini juga kita laksanakan untuk memberi kesempatan kepada perwakilan masyarakat yang akan duduk di komisi Amdal dan akan dilakukan persidangan di provinsi nanti,” ujarnya.
Smelter ini akan dimulai dibangun awal tahun 2018 mendatang dan akan selesai sekitar akhir tahun 2021. Kapasitas smelter yang akan dibangun ini juga diperkirakan mampu mengolah konsentrat sekitar 2 – 2,6 juta ton per tahun. Baik yang dihasilkan oleh tambang Batu Hijau maupun dari tambang lain di Indonesia untuk menjadi katoda.
Smelter ini juga nanti akan didukung beberapa fasilitas utama, antara lain unit pengolahan dan pemurnian tembaga, pabrik asam sulfat, fasilitas produksi oksigen, unit pemurnian logam mulia, dan juga fasilitas gudang konsentrat tembaga.
Sementara itu, fasilitas pendukung mencakup penambahan pembangkit listrik yang ada saat ini, penambahan dermaga, instalasi pengolahan air limbah, gudang dan bengkel. Sedangkan dalam masa konstruksi terhadap smelter ini lanjutnya, diperkirakan akan menyerap tenaga kerja sekitar 7000 orang.
Jumlah tersebut tentu akan disesuaikan dengan kebutuhan dan spesifikasi tenaga kerja. Sementara ketika beroperasi, smelter ini akan diprediksi akan mempekerjakan sekitar 1000 tenaga kerja, langsung dan tidak langsung. Sementara untuk lokasi pembangunan mencapai 100 hektar yang akan meliputi desa Mantun, Desa Benete dan Desa Pasir Putih.
Ia menambahkan, pembangunan smelter ini juga akan memberikan dampak bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Sebut saja di masa konstruksi dan operasi, smelter akan memberikan kesempatan peningkatan peluang kerja dan kesempatan berusaha sehingga akan memberikan nilai tambah berupa Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB).
Sementara untuk potensi dampak yang lain, memunculkan limbah konstruksi dan domestik, perubahan kualitas udara dan kebisingan, serta peningkatan arus lalu lintas.Perusahaan akan melakukan kajian lebih lanjut untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan.
“Perusahaan berharap dengan adanya RKP ini masyarakat dapat memahami dengan baik dan memberikan dukungan serta saran sehingga seluruh tahapan untuk memperoleh perizinan AMDAL dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan,” tandasnya. (ils)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.