Pemerintah Janji Bangun Industri Hilir Tambang di Papua
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengaku akan berupaya mendorong pembangunan industri turunan produk tambang di Papua. Menurut dia, wilayah yang paling tepat untuk dibangun menjadi kawasan industri khusus akan Timika.
"Tentu kalau di papua yang akan dikembangkan berbasis 'resources' (sumber daya alam). Contohnya kalau di Papua Barat ada pabrik semen, kalau di sini basisnya tambang copper (tembaga), nanti turunannya kami pertimbangkan," ujarnya di Jayapura seperti dikutip dari Antara, Jumat (8/2).
Mengenai permintaan beberapa pihak agar ada penetapan Kawasan Industri Khusus di Papua, ia menilai hal tersebut bisa direalisasikan di Timika, Kabupaten Mimika, karena dianggap sebagai daerah yang paling tepat untuk dijadikan sebagai kawasan industri.
"Kawasan industri khususnya salah satunya nanti di Timika, nanti kami lihat turunannya seperti apa," katanya.
Ia melihat skema yang paling tepat untuk membangun industri di Papua adalah dengan mendorong masuknya investor, baik dari dalam maupun luar negeri.
Airlangga juga tidak menutup kemungkinan pemerintah akan mendorong terbentuknya industri sektor produksi, seperti kopi, sagu, dan buah merah. Namun, ia tidak dapat memastikan waktu pelaksanaan upaya tersebut akan dimulai.
"Nanti salah satunya kami dorong, misalnya kopi karena ada potensinya, lalu kalau sagu dulu ada beberapa pabrik sagu yang tidak beroperasi maksimal tetapi nanti akan kami lihat satu persatu," kata dia.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Papua mengungkapkan pada 2018 perekonomian Papua tumbuh 7,33 persen, angka tersebut meningkat jika dibanding tahun sebelumnya yang hanya tumbuh 4,64 persen. Pertumbuhan tersebut didorong oleh seluruh lapangan usaha.
Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha pertambangan dan penggalian sebesar 10,52 persen, lalu didukung oleh produksi bijih logam yang cukup tinggi.
Lapangan usaha lain yang mendorong pertumbuhan ekonomi Papua, di antaranya adalah lapangan usaha transportasi dan pergudangan yang tumbuh 8,16 persen.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.