Pemerintah Tawarkan Tiga Kawasan Industri untuk Proyek OBOR
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah tengah mempersiapkan kawasan industri sebagai penampung investasi yang diprediksi menjamur usai megaproyek infrastruktur besutan China, One Belt One Road (OBOR), terealisasi di Indonesia.
Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Kementerian Perindustrian Imam Haryono mengatakan, kawasan industri yang disiapkan berlokasi di tiga wilayah yang ditawarkan pemerintah di program OBOR, yakni Kalimantan Utara, Sumatera Utara, dan Sulawesi Utara.
Rencananya, kawasan industri yang dipersiapkan adalah satu dari 14 kawasan industri yang menjadi prioritas pemerintah saat ini.
Lihat juga:Dubes China Temui JK Bahas Proyek OBOR
Untuk Sumatera Utara, rencananya investasi bisa diarahkan ke Kawasan Industri Kuala Tanjung dan Sei Mangkei. Sementara itu, investasi di Sumatera Utara diarahkan ke Kawasan Industri Bitung dan Kawasan Industri Tanah Kuning akan menjadi basis investasi di Kalimantan Utara.
"Tentu kalau bagi kawasan industri tentu bagus, bisa mendatangkan investasi. Kami saat ini tengah persiapkan kawasan industri yang sudah ada saja," terang Imam ditemui di Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman, Selasa (5/9).
Untuk mempersiapkan kawasan tersebut, pemerintah saat ini masih merinci daftar yang diperlukan untuk mempercepat hal tersebut. Sebab, sudah ada beberap investor yang berniat masuk ke tiga koridor wilayah tersebut.
Sebagai contoh, sebanyak 21 delegasi China baru-baru ini menyambangi Indonesia untuk menyampaikan minat investasi di Kalimantan Utara. Adapun, pemerintah kala itu menawarkan investasi di bidang ketenagalistrikan dengan kapasitas 7.080 Megawatt (MW), kawasan industri seluas 4 ribu hektar pada tahap pertama, dan zona pembangunan smelter alumina dan industri aluminium seluas 100 hektar.
"Dan persiapan kawasan industri ini tidak hanya bagi investasi China, namun dari negara lainnya juga," imbuh Imam.
Sebelumnya, di dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) One Belt One Road Mei silam, pemerintah telah menawarkan proyek investasi senilai US$201,6 miliar di tiga provinsi untuk diintegrsikan kepada proyek jalur sutera modern tersebut.
Rinciannya, proyek di Sumatera Utara bernilai US$86,2 miliar, Sulawesi Utara senilai US$69,45 miliar, dan Kalimantan Utara bernilai US$45,98 miliar.
One Belt One Road sendiri merupakan upaya China dalam membangkitkan jalur sutera modern yang mencakup 60 negara. Proyek ini digadang sebagai proyek infrastruktur terbesar di abad ke-21 dengan estimasi nilai proyek mencapai US$300 miliar hingga US$500 miliar.
Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi China di Indonesia mencapai US$2,65 miliar atau 9,15 persen dari total realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) sepanjang tahun 2016 seebsar US$28,96 miliar. (gir)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.