Penambahan Kuota Ekspor Dongkrak Penjualan CITA Rp894,5 Miliar
PT Cita Mineral Investindo Tbk. (CITA) mencatatkan kinerja keuangan selama Kuartal I/2019. Penjualan bersih tercatat Rp 894,5 miliar atau naik 93,8% dibandingkan periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp461,5 miliar.
Peningkatan penjualan ini turut berpengaruh pada peningkatan laba kotor menjadi 439,2 miliar setelah sebelumnya senilai Rp 204,4 miliar. Laba bersih juga turut terdongkrak menjadi Rp 331,5 miliar dari sebelumnya Rp 140,1 miliar. Aset pada Kuartal I/2019 senilai Rp 3,412 miliar, meningkat dari angka tahun lalu di periode yang sama yaitu Rp 2,846 miliar.
Kinerja positif ini dipengaruhi oleh penambahan kuota ekspor Metallurgical Grade Bauxite (MGB) untuk tahun 2018-2019 sebesar 3,28 juta ton. Periode sebelumnya, CITA telah mengantongi kuota ekspor sebesar 3,56 juta ton. Akan tetapi CITA akan terus berupaya mengajukan kuota ekspor menjadi 4 juta ton untuk memaksimalkan penjualan.
“Kebijakan penambahan kuota ekspor ini sangat menguntungkan kami dalam meraih hasil penjualan. Selain itu, kami juga menjadi pemasok MGB pada PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (WHW) untuk diolah menjadi Smelter Grade Alumina. Kami berharap hasil ini menjadi angin segar untuk industri alumunium jangka panjang,” ungkap Yusak Lumba Pardede, Direktur PT Cita Mineral Investindo Tbk.
CITA menargetkan produksi MGB tahun ini mencapai 9 juta ton. Jumlah ini meningkat dua kali lipat dari produksi tahun lalu yaitu 4,6 juta ton. Porsi penjualan yaitu 20% untuk ekspor, sedangkan sisanya untuk penggunaan domestik.
“Pasar ekspor terbesar kami adalah Tiongkok. Mungkin ke depannya kami akan menjajaki pasar negara lain. Tapi untuk saat ini, hampir 100% produksi untuk ekspor diserap oleh pasar Tiongkok,” tambah Yusak.
WHW sebagai entitas anak CITA juga akan terus menggenjot produksi SGA. Dengan kapasitas produksi per tahun sebesar 1 juta ton, WHW memantapkan posisinya sebagai produsen SGA yang pertama dan satu-satunya di Indonesia. Selain mengirim SGA untuk perusahaan di India dan Malaysia, WHW juga memasok SGA untuk Inalum dan berharap adanya kontrak jangka panjang dengan BUMN tersebut.
Menghadapi ekspor mineral mentah yang akan ditututp mulai tahun 2022, Yusak berharap akan adanya penambahan smelter untuk mengoptimalkan serapan pasar domestik MGB.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.