Penambang Lokal Dinilai Mampu Kelola Tambang Emas Freeport
JAKARTA – Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) mengapresiasi capaian pemerintah dalam proses akuisisi saham milik Freeport McMoRan. Inc dan Rio Tinto di PT Freeport Indonesia.
Selanjutnya organisasi profesi di bidang pertambangan tersebut berharap agar hal itu ditindaklanjuti dengan kerja keras sehingga pengelolaan sumber kekayaan mineral di bumi Papua tersebut dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi bangsa dan negara.
”Kami sangat mengapresiasi capaian pemerintah tersebut, namun PR selanjutnya adalah bagaimana kita bisa melanjutkan Freeport pasca-akuisisi,” ujar Ketua Umum Perhapi Tino Ardhyanto dalam diskusi di Jakarta.
Tino mengakui, tambang Freeport memiliki kompleksitas tinggi. Namun, kata dia, sumber daya manusia (SDM) pertambangan Indonesia telah memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk mengelola tambang emas terbesar di dunia itu.
”Kompleksitas memang bisa menjadi masalah, tapi kita tidak inferior. Kita harus siap dan sudah siap,” katanya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.