Pendapatan Vale Indonesia (INCO) di bawah target, analis tetap rekomendasi beli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) membukukan laba bersih di kuartal pertama tahun ini setelah mencatat rugi bersih pada periode yang sama tahun lalu. Namun pendapatan INCO dinilai masih di bawah ekspektasi.
Dalam tiga bulan di tahun ini, INCO akan membukukan laba bersih US$ 28,9 juta di setelah membukukan rugi bersih US$ 20,2 juta di kuartal pertama tahun lalu. Peningkatan kinerja ini disebabkan peningkatan pendapatan 38,1% secara tahunan menjadi US$ 174,6 juta ditambah biaya bahan bakar dan pelumas yang lebih rendah hingga 23,3% menjadi US$ 28,9 juta.
Meski demikian, Meilki Darmawan Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia mengatakan, pendapatan INCO di bawah ekspektasi yang NH Korindo buat. Ini disebabkan harga nikel global yang lemah dan pengiriman nikel lebih rendah. "Kami tetap optimis INCO mampu memperoleh pendapatan sebesar US$ 810 juta pada tahun 2020 dan pendapatan di kuartal I mencapai 22% dari target kami di tahun ini," kata dia dalam riset 10 Juni 2020.
Pada kuartal 1 tahun 2020, produksi nikel dalam matte INCO meningkat 34,7% ssecara year on year menjadi 17.614 ton. INCO juga membukukan kenaikan volume penjualan 16.713 ton atau naik 20,5% secara tahunan.
Harga jual rata-rata nikel naik 14,6% dari tahun lalu menjadi US$ 10.450 per ton. INCO berhasil membuat efisiensi biaya karena harga HSFO yang lemah menjadi US$ 50,7 per barel atau turun 29,1% secara yoy pada kuartal 1 tahun 2020. "Kami menjaga asumsi kami dan mempertahankan estimasi kinerja INCO di tahun 2020 dengan mempertimbangkan permintaan nikel akan naik pada kuartal IV sehingga bisa mendukung kinerja di tahun 2020," terang Meilki.
Meilki juga melihat, INCO tidak ada lagi masalah dari fasilitas pemrosesan yang akan mengganggu operasional. "Kami memperkirakan produksi stainless steel China akan berkontribusi 56% untuk produksi global turun 2% secara tahunan menjadi 28,8 juta ton karena pandemi," kata Meilki.
Ini akan mempengaruhi harga nikel global hingga kuartal IV tahun 2020. Industri stainless steel memiliki kontribusi 70% untuk konsumsi nikel global. "Kami memperkirakan harga nikel global rata-rata di tahun 2020 pada US$ 13.873 per ton," ujar Meilki.
NH Korindo masih menyarankan, buy saham INCO dengan target harga Rp 3.500 per saham hingga akhir tahun ini. Meilki yakin karena melihat kinerja keuangan kuartal 1 yang memuaskan.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.