Pengelolaan Mineral Harus Ciptakan Banyak Lapangan Kerja
' />
Jakarta, Gatra.com - Deputi III Bidang Koordinasi Infrastruktur pada Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman, Ridwan Djamaluddin menyebut hilirisasi mineral jangan sampai mengganggu perekonomian di daerah penghasil mineral dan perekonomian nasional.
“Adanya pertumbuhan ekonomi di daerah masing-masing dan secara nasional tidak boleh terganggu. Pengelolaan kekayaan mineral juga harus menciptakan banyak lapangan kerja. Ini harus ditekankan juga perusahaan-perusahaan tambang asing harus melakukan divestasi," kata Ridwan dalam Konferensi International Metallurgy Conference and Expo (MET CONNEX) 2019, yang digelar Ikatan Alumni Teknik Metalurgi Institut Teknologi Bandung (IA-MET ITB), di Cendrawasih Hall Jakarta Convention Center JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (7/8).
Ridwan menegaskan pemanfaatan sumber daya alam harus disiapkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Adapun kebijakan terkait hilirisasi mineral harus berdasarkan prinsip UUD 1945.
"Penekanannya, pemanfaatan sumber daya alam harus sesuai dengan UUD 1945. Harus digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Jadi semua perubahan dan sebagainya harus disesuaikan dengan spirit itu," katanya Ridwan didampingi General Secretary Ministry of Energy and Mineral Resources Ego Syahrial dan Ketua Panitia Erika Silva.
Ridwan menyebut bahwa selama ini, industri minerba lebih banyak dikuasai oleh smelter besar. Untuk itu, pengusaha lokal dituntut harus mampu memajukan perspektif mereka dengan pemain global yang bagus.
"Kita ingin memajukan pengusaha lokal dan investor. Bagaimana pengusaha lokal harus menjadi pemain global dan bisa menambah investasi," kata Ridwan.
Acara konferensi ini kali pertama dengan menggabungkan pameran mengenai metalurgi dalam satu kegiatan. Lebih dari 20 pembicara akan menyampaikan presentasi mereka pada kegiatan yang rencananya ditutup Kamis hari ini (8/8).
Sementara di area pameran, peserta akan mempromosikan produk dan jasa kepada pengunjung. Peserta pameran memaparkan perusahaan yang bergerak di bidang metalurgi ekstraktif baik skala nasional maupun internasional.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.