Pengusaha Smelter: Industri Bagus di Tangan Jokowi
Jakarta – Pelaku usaha sektor pemurnian alias smelter yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I) menyampaikan pandangannya terhadap kinerja dua tahun Kabinet Kerja yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut, Wakil Ketua AP3I Jonatan Handoyo, industri smelter mengalami perkembangan yang signifikan dalam dua tahun pemerintahan Presiden Jokowi.
“Selama Jokowi, industri smelter ini sudah bagus. Sejak di tangan dia, padahal baru 2 tahun,” kata dia ditemui di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (19/10/2016).
Positifnya perkembangan industri smelter, sambung dia, bisa dilihat pada data investasi bari di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Tercatat banyak investasi baru yang masuk di sektor pemurnian ini.
“Ini bukti di tangan Jokowi, investor di luar negeri berduyun-duyun datang. Dana Rp 5-6 triliun yang sudah masuk. Padahal tahun 2012 baru Rp 2 triliun. Berarti di zaman dia (Jokowi) jadi double,” sebut dia.
Ia menyebut, saat ini rata-rata pertumbuhan pabrik smelter baru di Indonesia mencapai 60%.
“Karena di Morowali itu dari 0, sekarang sudah 2 smelter-nya. Besar-besar pula. Belum lagi di Cirebon, Banten juga ada 2,” pungkas dia. (dna/ang)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.