Permintaan Global Terpukul Pandemi Virus Korona, Tembaga London Tertekan
Ipotnews - Harga tembaga London turun, Rabu, dari level tertinggi tiga pekan di sesi sebelumnya karena pandemi virus korona terus menekan permintaan, tetapi penundaan aktivitas penambangan di Afrika dan Amerika Latin memberikan dukungan.
Harga tembaga untuk kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME), melemah 0,1% menjadi USD5.034,50 per ton pada pukul 14.02 WIB, setelah merosot sebanyaknya 1,5% di awal sesi, demikian laporan Reuters , di Singapura, Rabu (8/4).
Kontrak tembaga yang paling aktif diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange (ShFE) menguat 0,4% menjadi 40.810 yuan (USD5.778,65) per ton. Sentimen terpukul ketika Spanyol melaporkan kematian terkait virus korona yang lebih tinggi untuk kali pertama dalam lima hari, Selasa, dan negara bagian New York di Amerika mencatatkan jumlah kematian harian tertinggi.
Namun, penurunan harga logam merah itu dibatasi oleh kekhawatiran seputar gangguan pasokan karena suspensi tambang tembaga di seluruh dunia. Mopani Copper Mines, anak usaha Glencore di Zambia, mengatakan akan menutup tambangnya, Rabu, setelah gangguan dari pandemi virus korona, dan harga tembaga yang rendah. Sementara, Panama memerintahkan penutupan sementara Minera Panama, salah satu produsen tembaga terbesar di kawasan itu.
"Jika lebih banyak operasi tambang ditangguhkan, mungkin ada ketidakseimbangan pasokan-permintaan yang signifikan, terutama karena China telah kembali bekerja dan sejumlah negara Eropa memutuskan untuk memulai kembali ekonomi mereka," kata Helen Lau, analis Argonaut Securities dalam sebuah catatan.
Total produksi tambang yang terkena dampak virus tersebut mencapai sekitar 540.000 ton, atau hampir 3% dari produksi tahunan global, kata Lau. Penguncian ketat Afrika Selatan menyebabkan perusahaan tambang mengalihkan tembaga dari pelabuhan di negara itu ke yang lainnya di Afrika, dengan Pelabuhan Dar es Salaam, Tanzania, menjadi alternatif.
Nikel LME naik 0,8% menjadi USD11.565 ton dan nikel ShFE melesat 1,9% menjadi 95.310 yuan per ton setelah perusahaan tambang nikel Filipina, Nickel Asia Corp dan Global Ferronickel Holdings Inc, menghentikan operasi di wilayah pertambangan utama mereka.
Harga logam dasar lainnya di kompleks LME, seng turun 0,3% menjadi USD1.919 per ton dan timbal anjlok 1,1% menjadi USD1.717 per ton, sedangkan aluminium hampir tidak berubah di posisi USD1.477 per ton. Sementara itu, di bursa berjangka Shanghai, aluminium berkurang 0,1% menjadi 11.620 yuan per ton, seng menyusut 1% menjadi 15.675 yuan per ton dan timbal merosot 1,2% menjadi 13.715 yuan per ton. (ef)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.