Permudah Perizinan, Sulsel Dongkrak Investasi Smelter di Indonesia Timur
' />
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sulawesi Selatan (Sulsel) menjadi salah satu pemasok Nikel terbesar di Indonesia. Bahkan diproyeksi, mampu mendongkrak investasi smelter di Indonesia Timur.
Gubunernur Sulsel, Nurdin Abdullah mengatakan, industri smalter di Sulsel terus berbenah. Tujuannya untuk menciptakan iklim investasi yang ramah bagi investor.
Berbagai kebijakan selalu memegang teguh kolaborasi dan sinergi. Baik pemerintah, pengusaha, dan perguruan tinggi untuk menyiapkan tenaga ahli.
Ia menilai, regulasi yang menyulitkan pengusaha saat akan berinvestasi harus dipangkas, khususnya pada perizinan.
"Industri Smelter di Kabupaten Bantaeng misalnya. Regulasi soal perizinan sudah di evaluasi sesuai arahan presiden sehingga menjadi daerah yang ramah investasi," ujarnya via rilis Pemprov, Rabu (28/10/2020).
Bagi pria kelahiran Pare-pare itu, kondisi perekonomian yang tergerus ditengah pandemi Covid-19 ini harus ditangkap dengan positif.
Apalagi, Provinsi Sulsel surplus listrik 500 Megawatt (MW) sehingga memiliki peluang besar untuk menambah kapasitas.
"Untuk Infrastruktur, kesiapan tenaga listrik sudah sangat baik. Smelter ini sangat sarat modal sehingga yang dibutuhkan adalah ketersediaan listrik. Kami harap setelah pandemi akan banyak investasi yang masuk di Sulsel karena semua hambatan investasi sudah kami bereskan sebelum omnibus law," bebernya.
Bahkan di Kabupaten Bantaeng, ia telah membangun sekolah vokasi sebelum adanya smelter. Hal itu bertujuan agar tidak menyulitkan dunia industri untuk mencari tenaga ahli.
"Tentunya menggunakan SDM setempat sebagai tenaga kerja, boleh mereka bawa orang namun dengan keahlian tertentu," sambungnya.
Deputi Investasi dan Pertambangan Kemenkomarves, Septian Hario Seto mengatakan, berbagai perusahaan besar sudah tertarik untuk berinvestasi di Indonesia karena pasokan Nikel yang tinggi. Masing-masing sudah memiliki nilai investasi sebesar 10 miliar dolar AS.
Ia mengimbau kepada pemerintah daerah (pemda) untuk mengoptimalkan peluang tersebut. Menurutnya, Sulsel punya keunggulan SDM yang lebih baik dibandingkan wilayah lain di Indonesia Timur.
"Lakukan percepatan pembangunan di Sulsel. Itu strategi yang bisa dilakukan untuk menggiring investasi. Sulsel secara keseluruhan kaya akan sumber daya mineral. Namun, harus tetap balance dengan sektor lainnya," ujarnya.(*)
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Permudah Perizinan, Sulsel Dongkrak Investasi Smelter di Indonesia Timur, https://makassar.tribunnews.com/2020/10/28/permudah-perizinan-sulsel-dongkrak-investasi-smelter-di-indonesia-timur. Penulis: Muhammad Fadhly Ali Editor: Hasriyani Latif
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.