Perusahaan Tambang BUMN Didorong Masuki Industri Hilir
Kementerian BUMN ( Badan Usaha Milik Negara) menginginkan perusahaan tambang pelat merah masuk ke dalam industri penunjang operasi pertambangan (Downstream operation) alias hilirisasi. Hal ini perlu dilakukan agar perusahaan tambang bisa bertahan disaat harga komoditas turun drastis.
"Downstream operation (hilirisasi)merupakan nilai dari value chain tambang, jauh lebih besar dari nilai downstream itu lebih besar, tutur Staf Khusus Menteri BUMN Budi Gunaidi Sadikin,di Jakarta, Rabu (27/7). Meski demikian , ia mengakui bahwa untuk masuk ke industri penunjang operasi pertambangan (downstream) membutuhkan ongkos yang tidak kecil.
Menurutnya, dengan ikut masuk ke industri downstream tersebut, sekaligus bertujuan untuk bisa menghitung potensi kekayaan dari seluruh tambang yang ada. Hal ini tentu dapat meningkatkan kinerja perusahaan dalam menjadi pemain global ke depannya.
Kalau perusahaan ini sudah benar-benar tergabung dalam satu holding, mestinya bisa segera masuk ke hilir karena ini akan berpengaruh juga terhadap kinerja perusahaan. (mt/rm)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.