Perusahaan Pertambangan asal Rusia, yakni Blackspace siap mengakuisi PT Indoferro anak usaha dari Growth Steel Group. Malahan proses akuisisinya pun sudah berlangsung dengan melakukan due diligence kedua perusahaan.
Adapun saat ini, pihak dari Blackspace meminta untuk segera membuka data room perusahaan untuk bisa evaluasi. Sehingga, proses akuisisi tidak membutuhkan waktu yang lama.
Direktur Blackspace, Yosef Paskananda membenarkan bahwa pihaknya akan mengakuisisi Indoferro yang saat ini memiliki fasilitas pemurnian mineral (smelter) Nickel Pig Iron (NPI) di Cilegon, Banten, Jawa Barat berkapasitas 500.000 ton per tahun. "Sedang ada due diligance antara kedua belah pihak, sudah ada pembahasan beberapa kali. Sekarang ini kita sedang meminta untuk mengevaluasi data dulu," katanya kepada KONTAN, Jumat (9/10).
Yosef enggan membeberkan kapan akuisisi itu akan diselesaikan. Juga, dia masih enggan membeberkan berapa uang yang akan digelontorkan untuk akuisisi.
Asal tahu saja, Blackspace telah menyelesaikan dua lini smelter nikel yang dibangun di Kabaena, Sulawesi Tenggara. Adapun smelter itu masih dalam masa uji coba. Yosef bilang, Blackspace berencana membangun smelter hingga 10 lini dengan kapasitas input masing-masing 350.000 ton bijih per tahun.
Ia menegaskan bahwa pembangunan smelter nikel di Indonesia tidak terganggu dengan dibukanya keran ekspor bijih nikel kadar rendah yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri (Permen) No. 6/2017 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pemberian Rekomendasi Pelaksanaan Penjualan Mineral ke Luar Negeri Hasil Pengolahan dan Pemurnian. "Tidak ada masalah. Bahkan, rencananya akan ada 52 lini lagi di Morowali," tandasnya.
Asal tahu saja, kabar dijualnya Indoferro diketahui karena smelter yang dimiliki sudah tidak lagi beroperasi. Malahan, pihak dari Growth Steel Group sudah menyerahkan seluruh aset Indoferro kepada bank.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.