JAKARTA. PT Aneka Tambang (Antam) mencatat produksi emas semester I-2017 turun tipis dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Penyebabnya: adanya gangguan operasional. Namun, untuk produksi feronikel pada semester I-2017 meningkat.
Sekretaris Perusahaan Antam Aprilandi Hidayat Setia, bilang, produksi emas semester I-2017 lalu turun tipis atau menjadi 1.013 Kilogram (Kg) dibanding dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 1.015 kg.
"Sementara itu volume penjualan emas Antam di semester I-2017 tercatat sebesar 2.788 kg. Penurunan volume penjualan emas terjadi karena adanya gangguan operasi pada fasilitas pemurnian logam mulia di awal tahun 2017," terangnya di Bursa Efek Indonesia, Senin (7/8).
Meski produksi emas turun tipis, Aprilandi menyatakan, untuk produksi feronikel naik pada semester I-2017 sebesar 12% menjadi 9.327 ton. Sebagai catatan pada semester I-2016 produksi feronikel hanya 8.304 ton.
Pencapaian kenaikan produksi itu karena pekerjaan roof replacement Electric Smelting Furnace-3 (ESF)-3 telah selesai. Sehingga roof replacrment dapat mengoptimalkan target produksi 2017.
"Perbaikan ini merupakan optimalisasi pabrik kami. Ini juga merupakan preventive maintenance untuk mendukung optimalnya operasi pabrik. Dengan tingkat biaya tunai feronikel sebesar US$ 3,7 per pon sampai semester I-2017," terangnya.
Belum lagi kuartal ll tahun 2017 perusahaan ini juga memulai ekspor bijih nikel kadar rendah dan bijih bauksit. 2,7 juta ton nikel dan 850.000 ton bauksit.
Sampai dengan semester 1-2017 ekspor bijih nikel kadar rendah mencapai 275.513 ton, sedangkan realisasi ekspor bijih bauksit mencapai 128.232 ton. Sementara itu, pada proyek hilirisasi, Aprilandi menyampaikan, proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim di Halmahera Timur, Maluku Utara telah memasuki fase konstruksi.
Antam telah melakukan pemancangan tiang pancang perdana pada 25 April 2017."Pabrik memiliki kapasitas produksi feronikel 13.500 TNi per tahun dan direncanakan konstruksi dapat selesai pada tahun 2018 dan 2019 commercial production," ungkapnya.
Sementara untuk hilirisasi bauksit, Antam masih fokus pada rencana pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR), bekerjasama dengan Inalum dengan kapasitas 1 juta ton SGA per tahun untuk tahap pertama.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.