REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Produktivitas PT Smelting Gresik mulai menunjukkan peningkatan setelah tiga bulan beroperasi kembali. Sebelumnya operasional pabrik PT Smelting sempat terhenti selama hampir dua bulan.
Smelter Plant Manager PT Smeting Gresik, Antonius Prayoga, menyatakan produktivitas PT Smelting Gresik sudah kembali normal. Bahkan, jauh lebih produktif dan lebih efesien dibanding sebelum berhenti produksi.
"Operasional pabrik Smelting sudah betul-betul normal kembali. Bahkan, sudah melampaui produktivitas sebelum berhenti operasional," kata Antonius Prayoga, Selasa (18/7).
Pada Mei 2017 atau bulan ketiga setelah beroperasi kembali, rasio kualitas produk anoda tembaga mencapai 99,85 persen. Rasio itu sudah melampaui kualitas tiga bulan terakhir sebelum pabrik berhenti beroperasi.
Yoga, sapaan akrabnya, menjelaskan, dalam waktu singkat produktivitas kembali normal karena karyawan baru yang mengoperasionalkan saat ini patuh terhadap SOP (Standard Operation Procedure) dan mengikuti instruksi supervisor.
"Para pekerja yang sekarang disiplin, cepat belajar dan rajin. Sehingga kesalahan-kesalahan dalam mengoperasikan pabrik menjadi lebih kecil. Ini luar biasa," ujar Yoga.
Ia menambahkan, setelah beroperasi dengan pekerja baru, suasana kerja tidak ada gap antara pekerja dengan para manager. Sehingga segala persoalan karyawan selalu bisa dipecahkan. "Segala sesuatunya berubah secara dramatik. Sikap mereka sangat positif untuk memajukan pabrik," ucapnya.
Sebelumnya, PT Smelting Gresik sempat berhenti produksi selama 41 hari karena terdapat persoalan dengan pekerja. Perusahaan terpaksa merekrut tenaga baru karena ratusan karyawan mogok menuntut perubahan perjanjian kerja. Permasalah itu kini masuk PHI (Pengadilan Hubungan Industrial).
Terhentinya produksi PT Smelting selama hampir dua bulan itu sempat mengganggu produksi Petrokimia Gresik. PT Smelting salah satunya menghasilkan Acid (asam sulfat) untuk bahan baku pupuk.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.