Progres Smelter Freeport Masih Lelet, Baru 5,8% di 2020
Jakarta -Realisasi pembangunan fasilitas pemurnian (smelter) PT Freeport Indonesia (PTFI) pada tahun 2020 mencapai 5,86%. Progres tersebut masih jauh target tahun di mana target ini yakni 10,5%.
Padahal, amanah Undang-undang (UU) mengharuskan pembangunan smelter selesai pada tahun 2023. Bagaimana jika tak rampung?
Direkur Jenderal Mineral dan Batu Bara Ridwan Djamaluddin menjelaskan, PTFI telah melakukan berbagai upaya untuk membangun smelter. Dia bilang, PTFI telah mengucurkan anggaran sebesar US$ 159,92 juta. Menurutnya, PTFI memiliki kesungguhan untuk membangun smelter.
"Saya sampaikan pada 2020 target pembangunan 10,5% namun realisasinya 5,86% dengan biaya yang sudah disediakan oleh PT Freeport Indonesia sebesar US$ 160 juta," katanya dalam teleconference, Jumat (15/1/2021).
"Sudah cukup banyak dilakukan, kami sudah mengamati kegiatan di lapangan, penyiapan lahan, uji-uji geoteknik dilakukan, amdal dan lain-lain juga sudah. Secara umum walaupun di bawah target namun kita melihat kesungguhan PT Freeport dalam melakukan program ini," katanya.
Dia menjelaskan, berdasarkan Undang-undang, smelter harus rampung pada 2023. Namun, pihaknya menyadari jika kondisi dunia belum pulih 100%. Dia bilang, jika pembangunan smelter Freeport terkendala pihaknya akan melakukan pertimbangan, meski dirinya tak memaparkan secara rinci.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.