a a a a a
News Update Prospek Harga Alumunium, Terbebani Banjir Produksi
News

Prospek Harga Alumunium, Terbebani Banjir Produksi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan harga aluminium di awal tahun 2019 ini, dibayangi banjir pasokan dan penurunan permintaan. Jumat (18/1), harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) menguat 0,64% menjadi US$ 1.870 per metrik ton. Bahkan, dalam sepekan harganya masih melesat 1,85%.
Direktur Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, meredanya sentimen negatif perang dagang antara Amerika Serikat dan China membuat sejumlah komoditas logam industri terkerek, tak terkecuali aluminium.

Tahun lalu aluminium menjadi komoditas yang paling terpukul oleh perang dagang. Karena saat pertama kali memberlakukan tarif impor atas produk China, Presiden AS Donald Trump menyasar produk baja dan aluminium.

Jika perang dagang berakhir, peluang aluminium untuk masuk dalam tren bullish terbuka lebar. Mengingat kebutuhan aluminium cukup besar dalam beberapa sektor seperti infrastruktur, otomotif dan properti. "Peluang harga aluminium juga menguat semakin besar jika rencana pembangunan tembok Meksiko disetujui," kata Ibrahim.

Di sisi lain, banjir pasokan aluminium juga mengintai harga. Pemerintah China melaporkan, tahun lalu produksi aluminium di Negeri Panda ini naik 7,4% menjadi 35,8 juta ton. Ini adalah rekor sepanjang masa China, yang juga merupakan produsen terbesar aluminium dunia.

Selain itu, analis Bloomberg di Hong Kong Zhu Yi menambahkan, sanksi AS atas United Company Rusal Plc juga sudah berakhir. Artinya, perusahaan aluminium terbesar di luar China ini dapat kembali berproduksi dan semakin meningkatkan potensi kelebihan produksi di tahun ini.

Di tengah potensi membludaknya produksi aluminium, permintaan diprediksi turun setelah pertumbuhan ekonomi China melambat. Biro Statistik Nasional China merilis, pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu ini hanya 6,6% di 2018. Angka ini jadi yang terendah sejak 1990. "Aluminium kembali terpuruk di tahun ini," ungkap Zhu Yi.

Namun, Ibrahim masih memperkirakan harga aluminium akan bergerak dalam rentang US$ 1.850–US$ 1.910 per metrik ton.

Latest News

PLN Siap Pasok Smelter Antam Hingga 30 Tahun PLN Siap Pasok Smelter Antam Hingga 30 Tahun
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PLN Pasok Listrik ke Pabrik Smelter Antam Selama 30 Tahun ke DepanPLN Pasok Listrik ke Pabrik Smelter Antam Selama 30 Tahun ke Depan
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
Smelter Feronikel Baru Antam ANTM di Halmahera Timur Bakal Dipasok Listrik dari PLNSmelter Feronikel Baru Antam (ANTM) di Halmahera Timur Bakal Dipasok Listrik dari PLN
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.
Member PT Hengtai Yuan
Member PT Indotama Ferro Alloys
Member PT Smelting
Member PT Bintang Smelter Indonesia
Member PT Meratus Jaya Iron  Steel
Member PT Cahaya Modern Metal Industri
Member PT Delta Prima Steel
Member PT karyatama Konawe Utara
Member PT Refined Bangka Tin
Member PT Central Omega Resources Indonesia
Member PT Kasmaji Inti Utama
Member PT Monokem Surya
Member PT Tinindo Internusa
Member PT Macika Mineral Industri
Member PT Indra Eramulti Logam Industri
Member PT Indonesia Weda Bay Industrial Park
Member PT AMMAN MINERAL INDUSTRI AMIN
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
Switch to Desktop Version
Copyright © 2015 - AP3I.or.id All Rights Reserved.
Jasa Pembuatan Website by IKT