Puluhan Smelter Tutup, Wali Kota Pangkal Pinang Khawatir Ada Ribuan Pengangguran
' />
PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung, mulai mengkhawatirkan dampak penutupan puluhan smelter timah. Wali Kota Pangkal Pinang Maulan Akli mengatakan, lebih dari empat puluh smelter berhenti beroperasi, dan separuhnya berada di wilayah Pangkal Pinang.
"Jika satu smelter merekrut 50 orang, kali 20 smelter sudah seribu tenaga kerja yang berhenti. Belum lagi dampak pada anak, istri hingga nenek mereka. Ini soal pendapatan keluarga," kata Maulan kepada awak media, seusai mengunjungi smelter di daerah Ketapang, Rabu (26/6/2019). Baca juga: Investor China Bangun Pabrik Smelter Senilai Rp 14 Triliun di Konawe Dia menuturkan, banyak laporan pada Pemkot Pangkal Pinang terkait smelter yang harus ditutup karena tidak bisa ekspor.
Penutupan itu selain berdampak pada penerimaan pajak negara, juga dikhawatirkan menyebabkan pengangguran massal. Dampak lain yang dikhawatirkan pemkot, meningkatnya angka kemiskinan dan kriminalitas. "Saya sudah cek kondisinya, tidak hanya kata orang. Nanti akan saya laporkan langsung ke presiden saat pertemuan di Semarang," ujarnya.
Salah satu pengelola smelter dari United Smelting, Zainal Arifin, mengakui adanya penghentian operasi. Baca juga: CEO Freeport: Kami Akan Bangun Smelter seperti yang Diminta Pak Presiden Menurut Zainal, perusahaan terkendala sertifikasi yang diberlakukan pemerintah sehingga produk olahan tidak bisa dipasarkan.
Informasi yang dirangkum Kompas.com, total terdapat sebanyak 49 smelter yang sertifikasi clean dan clear (CNC) yang tidak berlaku lagi, sementara lainnya belum mengantongi sama sekali. Sertifikasi CNC ini meliputi keterangan asal usul pasir timah yang hendak dilebur menjadi timah batangan. Sejauh ini hanya PT Timah Tbk yang dilaporkan mengantongi sertifikasi lengkap sehingga bisa menggalang ekspor.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Puluhan Smelter Tutup, Wali Kota Pangkal Pinang Khawatir Ada Ribuan Pengangguran", https://regional.kompas.com/read/2019/06/26/23400721/puluhan-smelter-tutup-wali-kota-pangkal-pinang-khawatir-ada-ribuan. Penulis : Kontributor Pangkalpinang, Heru Dahnur Editor : Candra Setia Budi
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.