JAKARTA - PT Indonesia Commodity and Derivative Exchange (ICDX) Logistik Berikat (ILB) yang terlekat di Pangkal Pinang, Provinsi Bangka Belitung telah resmi beroperasi dengan melakukan ekspor perdana timah sebanyak 75 ton.
Beroperasinya gudang ILB sebagai penyimpanan timah ekspor ditandai dengan pengguntingan pita oleh Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai-KPPBC, Pangkalpinang, M Nasrul Fatah.
"Ekspor perdana komoditi timah dari pusat logistik berikat PT ILB ini adalah momen yang ditunggu-tunggu. Saya secara pribadi sangat bangga dan puas. Sebagaimana diketahui, Provinsi Bangka Belitung adalah produsen komoditi timah terbesar di Indonesia," ujar Nasrul dalam rilisnya, Jakarta, Kamis (19/10/2017).
Menurutnya, beroperasinya ILB sebagai pusat logistik berikat timah merupakan obsesi dari pemerintahan Presiden Joko Widodo yang menginginkan Provinsi Bangka Belitung sebagai pusat perdagangan fisik timah yang terbesar di dunia. Saat ini, Indonesia masih menjadi eksportir timah terbesar di dunia.
"Dengan beroperasinya ILB sebagai pusat logistik berikat timah ekspor, akan memberi kepastian dan jaminan bagi pembeli dari luar negeri serta mendukung perdagangan kontrak berjangka timah di ICDX. Jika ini semua berjalan sesuai rencana, maka Indonesia akan mencapai kedaulatan timah," jelas dia.
Sementara, Dirut ILB Henry Chandra menegaskan, ekspor perdana timah dari pusat logistik berikat menjadi langkah awal dari beroperasinya ILB di Pangkal Pinang. Masih banyak program yang akan dilaksanakan baik dalam jangka pendek maupun panjang untuk mendukung perdagangan fisik timah di Pangkal Pinang.
"Dalam beberapa waktu ke depan, smelter anggota ICDX akan semakin banyak menyimpan komoditi timah di ILB. Karena itu kita sangat berharap multiplayer ILB ini akan berdapak positif pada peningkatan perekonomian Indonesia khususnya di Provinsi Bangka Belitung," terangnya.
Sebagai gambaran, pusat logistik berikat ILB memiliki luas sekitar 5.000 meter persegi dengan kapasitas penyimpanan sekitar 10.000 ton timah.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.